Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Perubahan Muka Air Laut dan Penyebabnya dalam Perspektif Geologi

Kompas.com - 12/10/2021, 09:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Ayu Utami Nurhidayati

PERMUKAAN laut (sea level) adalah ketinggian lokal permukaan laut yang diukur dengan referensi datum tertentu terhadap posisi pasang surut, sedangkan permukaan laut relatif (relative sea level) adalah elevasi permukaan laut relatif yang diukur terhadap daratan di lokasi tertentu.

Saat ini, perubahan muka air laut menjadi lebih populer akibat adanya isu tentang kota Jakarta akan tenggelam. Sebenarnya apakah isu ini akan terjadi? Tentu saja banyak faktor yang bisa menjadikan Kota Jakarta mengalami inundasi atau dengan kata lain tergenang. Sebagian orang juga menggunakan kata “tenggelam” dalam membahas peristiwa ini.

Salah satu faktor yang ikut berkontribusi pada fenomena ini yaitu perubahan muka air laut. Bagaimana itu terjadi dan apa yang menyebabkannya, mari kita bahas dalam kolom ini.

Apa itu perubahan muka air laut?

Secara umum, perubahan muka air laut (sea level change) adalah perubahan ketinggian muka air laut baik secara lokal ataupun global. Secara lokal, perubahan muka air laut dapat disebabkan oleh adanya gaya tektonik yang menyebabkan suatu daratan bergerak naik (uplift) ataupun turun (subsidence).

Baca juga: Benarkah Jakarta Akan Tenggelam dalam 10 Tahun? Ini Wilayah yang Berisiko

Sementara itu, secara global perubahan muka air laut dapat disebabkan oleh adanya pemanasan global yang mengakibatkan adanya perubahan volume air laut itu sendiri ataupun perubahan dari volume cekungan samudera dan pemuaian panas; dan juga dapat disebabkan oleh milankovitch cycle, termasuk eksentrisitas, oblikuitas, dan presesi.

Faktor tersebut merupakan faktor alamiah, sedangkan faktor yang disebabkan adanya dorongan kegiatan manusia yaitu seperti eksploitasi air tanah yang berlebihan.

Perubahan volume air laut disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah fluktuasi permukaan laut global (global eustacy) yang terjadi ketika adanya peningkatan suhu bumi yang menyebabkan lapisan es dan gletser di kutub mencair.

Menurut Solihuddin, 2021 dalam pemaparannya mengenai "Paleogeografi Kepulauan Indonesia", pencairan es di kutub dapat menaikkan muka air laut 10-100 meter, dengan asumsi ketebalan es mencapai 1.000 meter.

Selain itu, perubahan muka air laut secara global yang disebabkan oleh perubahan volume cekungan samudera juga erat kaitannya dengan peristiwa pergerakan lempeng tektonik di masa lampau seperti pemecahan superkontinen (supercontinent break-up) dan pembentukan superkontinen (superkontinen formation).

Seperti yang telah diyakini dari hasil penelitian Kominz yang diterbitkan pada 2013 di jurnal ilmiah Reference Module in Earth Systems and Environmental Sciences, selama lebih dari 200 juta tahun yang lalu, pergerakan lempeng tektonik menjadi pendorong utama adanya perubahan muka air laut dalam jangka waktu yang lama (> 50 tahun).

Lempeng tektonik mengakibatkan perubahan bentuk maupun luas area cekungan samudera. Pemecahan superkontinen menyebabkan terbentuknya kerak muda atau kerak baru seiring dengan pemekaran samudera dan membuat kondisi sekitar menjadi panas dan mengapung (buoyant), sehingga kontinen menempati lebih banyak ruang pada cekungan samudera dan membuat muka air laut naik.

Baca juga: 3 Faktor Risiko yang Dapat Menyebabkan Jakarta Tenggelam

Menurut hasil penelitian Kominz, proses ini dimulai sekitar 200 juta tahun yang lalu, saat Amerika Utara terpisah dari Afrika dan berlanjut dengan rifting Asia Timur dan pembentukan Laut Merah. Kemudian, terbentuk samudera-samudera yang besar, sehingga seiring dengan fenomena ini, kenaikan muka air laut secara global dan menyeluruh terjadi saat 200-90 juta tahun yang lalu.

Pembentukan kerak samudera baru, punggungan tengah samudera, serta tingkat penyebaran yang sangat cepat mengakibatkan durasi kenaikan muka air laut pada periode ini juga berlangsung cukup lama (> 50 tahun).

Sedangkan pada pembentukan superkontinen, punggungan benua (ridge) yang terbentuk menjadi lebih pendek sehingga muka air laut menjadi turun. Secara umum, tingkat penurunan pemekaran samudera, berkurangnya total panjang dari punggungan tengah samudera, dan tumbukan (collision) lempeng benua diiringi oleh kenaikan es glasial berperan penting pada penurunan muka air laut yang dimulai pada 90 juta tahun yang lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com