Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Anggap Remeh, 5 Gejala Pendarahan Otak yang Sering Diabaikan

Kompas.com - 27/09/2021, 08:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, komedian Tukul Riyanto atau dikenal Tukul Arwana sempat mengalami pusing, dan diduga menderita pendarahan otak.

Pendarahan otak adalah salah satu jenis stroke yang bisa menyebabkan kematian. Umumnya pasien pendarahan otak berada dalam keadaan darurat medis, dan memerlukan intervensi cepat untuk dapat meningkatkan peluang bertahan hidupnya.

Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis, dr Subrady Leo Soetjipto Soepodo Sp.BS mengatakan, meskipun berisiko tinggi menyebabkan kematian, pendarahan otak sebenarnya tidak terjadi secara tiba-tiba, kecuali pada seseorang yang mengalami kecelakaan. 

Leo menjelaskan, pendarahan otak seringkali terjadi tanpa disadari. Biasanya ada banyak hal yang kerap kali diabaikan tetapi berpotensi memicu terjadinya pendarahan otak.

Baca juga: Tukul Arwana Pendarahan Otak, Apa Penyebab dan Gejala yang Harus Diwaspadai?

Tanda-tanda pendarahan otak atau gejala stroke, tergantung pada tingkat keparahan stroke. Sebab, gejalanya mungkin tidak terlihat jelas atau tidak parah.

Berikut beberapa hal yang sering diabaikan dan berpotensi mengarah pada pendarahan otak.

1. Kebas di beberapa bagian tubuh

Sakit kepala atau kebas di beberapa bagian tubuh seperti kebas pada kaki, tangan, atau wajah merupakan gejala dasar yang bisa terjadi dan sering diabaikan oleh banyak orang.

Kebas ini juga seringkali dirasakan seolah mati rasa atau terkulai di satu sisi. Misal satu lengan mati rasa atau lebih lemah dari yang lain, begitupun pada bagian kaki atau wajah.

2. Sakit kepala berulang

Selain kebas, sakit kepala berulang juga merupakan gejala atau keluhan yang berpotensi merupakan bagian dari terjadinya pendarahan otak.

"Sakit kepala berulang menjadi salah satu indikasi terjadinya penyumbatan pembuluh darah sekitar 80 persen atau adanya kemungkinan sebagian pembuluh darah pecah sekitar 20 persen," jelasnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com