Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Penyelidikan Asal-usul Covid-19 Hampir Mandek, Ini Sebabnya

Kompas.com - 27/08/2021, 16:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - "Jendela peluang" untuk melakukan studi penting tentang awal mula pandemi Covid-19 hampir tertutup, kata para ilmuwan senior.

Tim yang ditunjuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mencari tahu penyebab wabah Covid-19 mengatakan, prosesnya mandek.

Dan penundaan lebih lanjut dapat membuat studi penting itu secara biologis mustahil.

Dalam sebuah artikel di jurnal ilmiah Nature, mereka meminta para pemimpin dunia dan ilmiah untuk mempercepat studi tersebut "selagi masih ada waktu".

Baca juga: Penyelidikan Asal Covid-19, WHO Minta Pisahkan Politik dan Sains

Ahli virologi Belanda Profesor Marion Koopmans, anggota tim WHO, mengatakan kepada BBC bahwa risiko pandemi semakin tinggi.

"Karena cara dunia berubah - peningkatan populasi, kepadatan, dan lebih banyak interaksi antara manusia dan hewan, kita perlu belajar di mana ada kesalahan dan bagaimana kita bisa menghindarinya di masa depan," ujarnya.

Tim WHO berkunjung ke Wuhan, China - tempat kasus pertama Covid dilaporkan - pada Januari lalu dan menerbitkan laporan pada bulan Maret yang merekomendasikan:

Tetapi karena hewan ternak berumur pendek dan bank darah menyimpan sumbangan dalam jangka tertentu, para peneliti khawatir bahwa informasi biologis yang berharga mungkin telah hilang.

Isu yang diperdebatkan secara politis tentang apakah virus itu bocor dari sebuah laboratorium di China juga membuat beberapa pekerjaan menjadi lebih sulit, kata Profesor Koopmans.

Semua jalur penyelidikan relevan, katanya, tapi ketika tuduhan bercampur dengan pertanyaan ilmiah, segalanya menjadi sangat sulit.

Namun, dalam laporan mereka tim WHO menyimpulkan bahwa meskipun tidak mungkin untuk menentukan bagaimana Sars-Cov-2 pertama kali menginfeksi manusia, semua bukti yang ada menunjukkan bahwa virus berasal dari hewan secara alami dan bukan dimanipulasi atau dibuat.

Memicu kontroversi

Kerabat terdekat dengan Sars-Cov-2, kata Prof Koopmans, adalah virus yang ditemukan pada kelelawar liar.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com