KOMPAS.com – Duduk terlalu lama tidak hanya menyebabkan kelelahan, tetapi juga dapat berbahaya bagi kesehatan.
Para pekerja yang setiap hari harus berhadapan dengan layar komputer atau supir yang duduk berjam-jam di belakang kemudi adalah beberapa orang yang rentan mengalami masalah kesehatan akibat duduk terlalu lama.
Dilansir dari Mayo Clinic, sebuah analisis dari 13 studi menemukan bahwa orang yang duduk selama lebih dari 8 jam sehari tanpa aktivitas fisik memiliki risiko kematian yang serupa dengan risiko kematian akibat merokok dan obesitas.
Analisis data dari lebih satu juta orang ini juga mengatakan bahwa aktivitas fisik selama 60-75 menit setiap hari mampu melawan efek samping akibat duduk terlalu lama.
Hingga saat ini, masih dibutuhkan lebih banyak lagi penelitian mengenai efek samping duduk terlalu lama dan aktivitas fisik terhadap kesehatan.
Baca juga: Serba-serbi Hewan: Kucing Suka Duduk di Atas Kotak, Bahkan yang Palsu
Meski demikian, tampak jelas bahwa tidak terlalu lama duduk dan aktif secara fisik mampu berkontribusi pada kesehatan yang lebih baik.
Dilansir dari Healthline, berikut adalah 5 bahaya duduk terlalu lama bagi kesehatan yang perlu diwaspadai:
1. Kaki dan otot yang lemah
Dengan duduk sepanjang hari, seseorang tidak bergantung pada otot bagian bawah yang kuat untuk menahan tubuh.
Alhasil, ini menyebabkan atrofi otot yang merupakan kondisi melemahnya otot-otot bagian bawah. Tanpa otot kaki yang kuat untuk menstabilkan, tubuh lebih berisiko mengalami cedera.
2. Sakit pinggul dan punggung
Sebagaimana otot kaki, pinggul dan punggung juga menderita jika duduk terlalu lama. Pasalnya, duduk menyebabkan fleksor pinggu memendek dan posisi juga dapat melukai punggung.
Baca juga: Cegah Penyakit dan Kematian Dini, Lakukan 3 Cara Ini Saat Harus Duduk Terlalu Lama
Selain itu, postur tubuh yang buruk saat duduk dapat menyebabkan kompresi pada cakram di tulang belakang dan dapat menyebabkan degenerasi dini yang menyebabkan nyeri kronis.
3. Penyakit jantung
Duduk terlalu lama dapat membahayakan jantung dan berpotensi menyebabkan penyakit kardiovaskular.