Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Long Covid Mungkin Dipicu Virus Lain yang Dibangkitkan Lagi dalam Tubuh

Kompas.com - 19/08/2021, 16:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Long Covid atau gejala Covid-19 berkepanjangan yang dialami setelah sembuh dari penyakit ini, menurut studi baru mungkin dipicu oleh virus lain yang sudah ada di dalam tubuh.

Masih banyak orang yang meski telah sembuh dari Covid-19, namun masih berjuang untuk benar-benar pulih. Sebab, sistem kekebalan mereka mungkin berkaitan dengan virus lain.

Gejala long Covid yang banyak dilaporkan oleh mereka yang telah dinyatakan sembuh dari Covid-19 antara lain seperti kelelahan dan kabut otak, bahkan efek berkepanjangan ini juga telah diperbandingkan dengan sindrom kelelahan kronis atau myalgic encephalomyelitis (CFS/ME).

Dilansir dari Science Alert, Kamis (19/8/2021), penelitian baru menunjukkan bahwa gejala long Covid itu bukan suatu kebetulan. Dalam beberapa kasus, kedua penyakit kronis mungkin memiliki penyebab masalah yang sama.

Sebuah studi baru-baru ini dilakukan para peneliti terhadap 185 pasien Covid-19 di Amerika Serikat telah menemukan bahwa reaktivasi virus Epstein-Barr (EBV) mungkin menjadi penyebab dari gejala long Covid.

Baca juga: Terinfeksi Corona Setelah Vaksin, Bisakah Gejala Long Covid Muncul?

 

Studi menunjukkan sebagian pasien CFS/ME menunjukkan tanda-tanda reaktivasi virus Epstein-Barr (EBV), virus lain yang sudah ada di dalam tubuh, namun aktif lagi yang dipicu setelah sembuh dari Covid-19.

Sekarang, tampaknya sebagian besar orang dengan long Covid juga menunjukkan tanda-tanda reaktivasi EBV.

EBV adalah salah satu infeksi virus yang paling umum di luar sana. Sebagian besar orang di seluruh dunia tertular virus di beberapa titik dalam hidup mereka, dan setelah fase infeksi akut, versi virus yang tidak aktif bertahan di dalam tubuh seumur hidup.

Para peneliti menjelaskan bahwa terkadang, EBV dapat aktif kembali dan menyebabkan gejala seperti flu, seperti selama periode stres psikologis atau fisiologis.

"Kami menjalankan tes serologis virus Epstein-Barr pada pasien Covid-19 setidaknya 90 hari setelah dites positif terinfeksi SARS-CoV-2, membandingkan tingkat reaktivasi EBV dari mereka yang memiliki gejala long Covid dengan mereka yang tidak pernah mengalami gejala Covid-19 yang lama," jelas ahli biologi Jeffrey Gold dari World Organization.

Gold mengatakan bahwa studinya telah menemukan lebih dari 73 persen pasien yang sembuh dari Covid-19, yang mengalami gejala long Covid ternyata juga positif reaktivasi EBV, virus lain yang aktif kembali di dalam tubuh.

Baca juga: Rusaknya Paru-paru Korban Virus Corona Jelaskan Misteri Long Covid

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com