KOMPAS.com - Obat ivermectin adalah obat antiparasit yang belakangan ramai disebut sebagai salah satu obat Covid-19. Ahli mengatakan obat cacing ini bekerja di saluran pencernaan dan tidak diserap tubuh.
Lantas, apakah obat ivermectin efektif jika digunakan pada pasien Covid-19?
Seperti diberitakan Kompas.com, sebelumnya, ivermectin biasa digunakan untuk mengobati onchocerciasis, strongyloidiasis dan penyakit lain yang disebabkan oleh cacingan, atau sebagai obat cacing, yang umumnya ditularkan melalui tanah.
Disebut bahwa obat ivermectin dapat menjadi obat Covid-19, terutama untuk mencegah kematian dan keparahan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus corona.
Namun, sekelompok tim ahli yang tergabung dalam panel ahli WHO mengungkapkan bahwa bukti obat ini dapat mengurangi kematian akibat Covid-19, maupun kebutuhan akan ventilator atau mengurangi keparahan penyakit ini, masih memiliki kepastian yang rendah.
Baca juga: Ivermectin Obat Keras, Penggunaannya untuk Covid-19 Bisa Timbulkan Efek Samping Besar
Artinya, bahwa data hasil uji coba itu menunjukkan efektivitas obat cacing ivermectin untuk pengobatan Covid-19 sangat rendah.
Menurut Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, penggunaan obat Ivermectin sebagai obat Covid-19 telah menimbulkan dua sikap berbeda di berbagai kalangan.
"Ada yang memang mendukung, ada juga yang bersikap hati-hati. Mereka yang mendukung akan menunjukkan seolah-olah bukti itu efektif, tapi yang berhati-hati, melihat bahwa bukti yang ada tentang obat ini masih belum konsisten," ungkap Prof Zullies saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/7/2021).
Prof Zullies mengungkapkan, selama ini badan otoritas pengawas obat, seperti BPOM, FDA maupun badan otoritas obat di negara lain, sebagian masih menahan penggunaan ivermectin sebagai obat Covid-19.
"Karena belum ada bukti-bukti yang cukup untuk menyetujui ivermectin sebagai obat Covid-19," kata Prof Zullies.
Apabila obat cacing ivermectin yang lazimnya bekerja pada saluran pencernaan ini tetap akan dipakai dalam pengobatan Covid-19, Prof Zullies mengatakan bahwa caranya harus dengan pengawasan dokter.