Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2021, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com- Varian baru virus corona terus bermunculan, sejak kali pertama mutasi SARS-CoV-2 teridentifikasi di Inggris. Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan nama baru varian virus corona.

Nama baru yang disematkan WHO untuk melabeli varian-varian virus corona itu diambil dari alfabet Yunani.

Lantas, kenapa nama varian virus corona diganti?

Seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (1/6/2021), nama varian baru virus corona resmi diganti dan diumumkan WHO pada Senin (31/5/2021) lalu.

Sebelumnya, nama virus corona baru disematkan berdasarkan di mana varian virus tersebut pertama kali terdeteksi.

Baca juga: WHO Beri Nama Baru Varian Virus Corona Gunakan Alfabet Yunani

 

Hindari stigmatisasi negara

Penggunaan nama baru untuk melabeli varian virus corona SARS-CoV-2, bukan tanpa alasan.

Menurut Maria Van Kerkhove, kepala teknis WHO untuk tanggap Covid-19, nama baru untuk varian virus corona ini diberikan untuk menghindari stigma terhadap negara di mana varian itu dideteksi.

"Tidak ada negara yang harus distigmatisasi untuk deteksi dan laporan varian," tulis Van Kerkhove dalam unggahannya di Twitter, dilansir dari CNN.

Penggunaan alfabet Yunani sebagai nama baru varian baru virus corona, merujuk pada penggunaan alfabet Alpha atau Alfa, Beta, Delta, Gamma dan lain sebagainya.

Varian Alpha misalnya, merujuk pada nama virus corona yang terdeteksi pertama kali di Kent, Inggris. Varian virus SARS-CoV-2 tersebut sebelumnya dikenal sebagai varian Inggris atau varian B.1.1.7.

Baca juga: B.1.1.7 Sampai N493K, Kenapa Nama Varian Virus Corona Aneh dan Rumit?

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com