Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Alam Semesta: Bagaimana Cara Bintang Mati?

Kompas.com - 26/03/2021, 19:01 WIB
Dea Syifa Ananda,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Bintang juga memiliki siklus hidup dan kematian seperti makhluk hidup di Bumi. Di penghujung akhir hidupnya, bintang mati di alam semesta akan meledak dan ditandai dengan peristiwa supernova berupa kilatan cahaya yang sangat terang.

Ini adalah salah satu rahasia alam semesta tentang benda langit,mengenai siklus hidup dan mati sebuah bintang.

Pada malam hari, bintang yang berkelap-kelip adalah permata yang menghiasi langit malam yang gelap. Pancaran cahaya bintang disebabkan oleh reaksi fusi nuklir yang menghasilkan energi yang terjadi intinya.

Dalam astronomi, bintang adalah benda langit yang terbentuk dari hidrogen dan helium yang menghasilkan cahaya dan panas dari fusi nuklir yang berputar di dalam inti mereka.

Bintang memulai hidup mereka ketika fusi hidrogen menyala pada inti yang padat dan panas. Tarikan gravitasi dari massa bintang menekannya dan menjadi titik kecil.

Baca juga: Nebula Kupu-kupu, Pemandangan Unik Ledakan Bintang Ditangkap Nasa Hubble

 

Namun, energi yang dilepaskan oleh fusi mendorong ke luar dan menciptakan keseimbangan halus yang dapat bertahan selama jutaan atau bahkan triliunan tahun.

Bintang kerdil biasanya akan hidup dalam waktu yang sangat lama.

Lalu, bagaimana cara bintang mati atau mengakhiri hidupnya?

Pada umumnya, jenis bintang katai merah dengan sendirinya akan membakar hidrogen dalam intinya selama triliunan tahun.

 

Sebab, seiring bertambahnya usia, bintang-bintang kerdil ini akan terus menjadi lebih terang sampai perlahan meredup, menjadi gumpalan helium dan hidrogen yang lembam, kemudian hanya berkeliaran di alam semesta.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Kenapa Bintang Berkelap-kelip di Langit Malam?

 

Saat bintang masif di alam semesta ini mati dan menghilang, keadaan akan menjadi lebih ganas.

Dikarenakan volume bintang yang semakin meningkat, maka reaksi fusi nuklir akan terjadi lebih cepat untuk mempertahankan keseimbangan terhadap gravitasi.

Bintang-bintang masif cenderung memiliki masa hidup yang jauh lebih pendek, dibandingkan bintang katai merah.

Usia bintang masif hanya sekitar beberapa juta tahun saja, kemudian bintang mati lalu menghilang.

Ketika bintang mati, dengan ukurannya yang besar, artinya ada tekanan gravitasi yang cukup untuk memadukan hidrogen, helium, karbon, oksigen, magnesium dan silikon. Sejumlah elemen yang diproduksi bintang-bintang raksasa menjelang akhir hidupnya.

Baca juga: Bintang Raksasa Betelgeuse Tak Meledak, Pola Misteriusnya karena Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com