KOMPAS.com- Saat cuaca dingin menerjang, beberapa orang mungkin ada yang tak tahan dengan kondisi tersebut. Tapi bagi orang lain, adanya mutasi genetik tertentu membuat mereka lebih tahan terhadap suhu dingin.
Mengapa demikian?
Dalam sebuah riset baru peneliti menemukan ada mutasi genetik khusus yang memengaruhi ketahanan orang terhadap hawa dingin.
Mutasi tersebut justru membuat seseorang lebih tahan terhadap suhu dingin.
Seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (26/2/2021) mutasi genetik menghentikan produksi protein α-aktinin-3 yang penting untuk serat otot rangka.
Baca juga: Ahli Sarankan Deteksi Pembawa 2 Mutasi Genetik Virus Corona, Kenapa?
Protein tersebut hanya ditemukan dalam serat otot fast-twitch (putih) dan tidak di serat otot slow-twitch (merah).
Berdasarkan studi baru, orang tanpa α-aktinin-3 memiliki proporsi serat otot slow-twitch yang lebih tinggi.
Salah satu konsekuensinya, tubuh akan cenderung menghemat energi dengan membangun kekuatan otot melalui kontraksi daripada menggigil.
"Ini menunjukkan bahwa orang yang kekurangan α-aktinin-3 lebih baik dalam menjaga kehangatan, hemat energi dalam bertahan di iklim yang lebih keras, tetapi belum ada bukti eksperimental langsung untuk ini sebelumnya," kata fisiolog Håkan Westerblad, dari Karolinska Institutet di Swedia.
"Kami sekarang dapat menunjukkan bahwa hilangnya protein ini (akibat mutasi genetik) memberikan ketahanan yang lebih besar terhadap suhu dingin dan kami juga telah menemukan mekanisme yang mungkin untuk ini," tambah Westerblad.
Baca juga: Mutasi Genetik Langka Sebabkan Ada Orang Tidur Hanya 4 Jam