Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Oximeter, Si Kecil yang Dianjurkan WHO untuk Pasien Covid-19

Kompas.com - 01/02/2021, 12:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan pasien Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah memiliki oximeter nadi atau pulse oximeter.

Juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan bahwa, hal ini agar pasien dapat mengukur kadar oksigen secara mandiri.

"Sehingga Anda dapat mengidentifikasi apakah saat (isolasi mandiri) di rumah kesehatan memburuk atau lebih baik dirawat di rumah sakit," jelas Harris dalam pengarahan PBB di Jenewa seperti dilansir Reuters, 26 Januari 2021.

Oximeter akan membantu pasien Covid-19 memantau kadar oksigen. Saat level oksigen pasien terdeteksi menurun, mereka dapat dibawa ke rumah sakit.

Baca juga: Panduan Baru WHO, Pasien Covid-19 Harus Pakai Oximeter di Rumah

Apa itu oximeter?

Dilansir Healthline, pulse oximetry atau oximeter nadi adalah tes non-invasif dan tanpa rasa sakit yang dapat mengukur tingkat saturasi oksigen atau tingkat oksigen dalam darah Anda.

Oximeter dapat mendeteksi perubahan kecil dengan cepat, dalam seberapa efisien oksigen dibawa ke ekstremitas terjauh dari jantung termasuk kaki dan lengan.

Oximeter berbentuk kecil seperti klip yang dapat dijepit ke bagian tubuh seperti jari tangan, jari kaki, atau daun telinga.

Alat ini paling sering digunakan di jari tangan dan sering digunakan dalam pengaturan perawatan kritis seperti ruang gawat darurat atau rumah sakit.

Tujuan dan kegunaan

Tujuan oximeter adalah untuk memeriksa seberapa baik jantung memompa oksigen ke seluruh tubuh.

Alat ini dapat memantau kesehatan individu dengan jenis kondisi apa pun yang dapat memengaruhi kadar oksigen darah seperti:

  • penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
  • asma
  • radang paru-paru
  • kanker paru-paru
  • anemia
  • serangan jantung atau gagal jantung
  • cacat jantung bawaan

Ada sejumlah kasus yang juga bisa memanfaatkan oximeter, yakni:

  • untuk menilai seberapa baik obat paru-paru bekerja
  • untuk mengevaluasi apakah seseorang membutuhkan bantuan pernapasan
  • untuk mengevaluasi seberapa berguna ventilator
  • untuk memantau kadar oksigen selama atau setelah prosedur pembedahan yang membutuhkan sedasi
  • untuk menentukan seberapa efektif terapi oksigen tambahan, terutama bila pengobatannya baru
  • untuk menilai kemampuan seseorang untuk mentolerir peningkatan aktivitas fisik
  • untuk mengevaluasi apakah seseorang berhenti bernapas sejenak saat tidur - seperti dalam kasus sleep apnea - selama studi tidur

Ilustrasi pulse oximeter, alat pengukur kadar oksigen. Sejak ditemukan insinyur Jepang, perangkat medis ini telah menyelamatkan banyak nyawa, termasuk pasien corona di masa pandemi Covid-19 saat ini. Ilustrasi pulse oximeter, alat pengukur kadar oksigen. Sejak ditemukan insinyur Jepang, perangkat medis ini telah menyelamatkan banyak nyawa, termasuk pasien corona di masa pandemi Covid-19 saat ini.

Cara kerja oximeter

  • Untuk membaca kadar oksigen dalam tubuh, si kecil oksimetri nadi dijepitkan di jari tangan, daun telinga, atau jari kaki.
  • Berkas cahaya kecil melewati darah di jari, mengukur jumlah oksigen. Ini dilakukan dengan mengukur perubahan penyerapan cahaya dalam darah beroksigen atau terdeoksigenasi. Proses ini tidak menyakitkan.
  • Oksimeter nadi dengan demikian akan dapat memberi tahu tingkat saturasi oksigen bersama dengan detak jantung Anda.

Oksimetri nadi dapat digunakan baik di rawat inap maupun rawat jalan.

Dalam beberapa kasus, dokter Anda mungkin menyarankan agar Anda memiliki oksimeter denyut untuk digunakan di rumah. Hal ini juga disarankan WHO untuk pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Proses oksimetri nadi adalah sebagai berikut:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com