Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal Soal Vaksin Sinovac yang Tiba Semalam, dari Isi hingga Izin Edar

Kompas.com - 07/12/2020, 10:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Kandidat vaksin siap pakai dari perusahaan biofarmasi asal China, Sinovac, akhirnya tiba di Indonesia, pada Minggu (6/12/2020) malam.

Berdasarkan tayangan video yang disiarkan kanal youtube Sekretariat Presiden, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin dari Cina yang diangkut menggunakan Pesawat Garuda Boeing 777-300 itu mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sekitar pukul 21.30 WIB.

Dalam tayangan terpisah, Presiden Joko Widodo menuturkan, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Sinovac merupakan vaksin siap suntik. Jokowi juga mengatakan, nantinya akan ada 1,8 juta dosis vaksin siap suntik yang tiba di Indonesia pada Januari 2021.

Selain itu juga akan tiba 45 juta dosis bahan baku curah untuk pembuatan vaksin Covid-19. Sebanyak 45 juta dosis bahan baku itu akan tiba di Indonesia dalam dua tahapan.

Baca juga: 1,2 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac Tiba di Indonesia

Tahap pertama sebanyak 15 juta dosis dan tahap kedua 30 juta dosis.

"Selanjutnya diproses lebih lanjut oleh Bio Farma. Kita akan bersyukur Alhamdulillah vaksin sudah tersedia artinya kita bisa segera mencegah meluasnya wabah covid-19,” tutur dia.

"Tapi untuk memulai vaksinasi masih memerlukan tahapan-tahapan dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)," ucap Jokowi.

Untuk lebih memahami kandidat vaksin yang baru saja tiba di Indonesia, berikut beberapa hal yang perlu diketahui terkait vaksin CoronaVac yang dikembangkan Sinovac China.

Apa kandungan kandidat vaksin Sinovac?

Kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinovac dinamai CoronaVac.

Dilansir Nature, Rabu (2/12/2020), vaksin Sinovac dibuat dengan menggunakan teknologi inactivated virus atau virus yang tidak aktif lagi. Teknologi ini memungkinkan vaksin dikembangkan lebih cepat.

Dengan menggunakan inactivated virus, pembuatannya banyak menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk dapat memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius.

Selain itu, vaksin inactivated virus juga memungkinkan vaksin lebih mudah disimpan di lemari es dengan standar suhu 2-8 derajat Celsius dan dapat bertahan hingga tiga tahun.

Hal ini merupakan salah satu keuntungan yang ditawarkan Sinovac agar bisa didistribusikan ke wilayah-wilayah yang tidak bisa menyimpan di rantai dingin (cold-chain).

Cold-chain atau rantai dingin menunjukkan serangkaian tindakan atau peralatan yang diterapkan untuk mempertahankan suatu produk dalam suhu rendah hingga dikonsumsi.

Cold-chain dalam vaksin berupa lemari es dan freezer khusus untuk menyimpan vaksin dan termos (vaksin carrier) untuk membawa vaksin ke tempat pelayanan.

"Perkiraan tersebut diekstrapolasi dari fakta bahwa vaksin tetap aman saat diterima dalam jangka waktu 42 hari jika disimpan di suhu 25 derajat Celsius, 28 hari pada 37 derajat Celsius, dan lima bulan untuk suhu 2-8 derajat Celsius," kata Liu Peicheng, juru bicara Sinovac seperti dilansir Reuters, Senin (7/9/2020).

Vaksin Covid-19 Sinovac tiba di Indonesia pada Minggu (6/12/2020). Vaksin diterbangkan dari Beijing, Cina dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sekitar pukul 21.30 WIBBiro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden Vaksin Covid-19 Sinovac tiba di Indonesia pada Minggu (6/12/2020). Vaksin diterbangkan dari Beijing, Cina dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sekitar pukul 21.30 WIB

Bagaimana hasil riset vaksin Sinovac?

CoronVac, vaksin Covid-19 buatan Sinovac sejauh ini masih dalam fase tiga atau tahap terakhir uji klinis.

Dalam publikasi terakhir yang dipublikasikan di jurnal ilmiah The Lancet edisi 17 November 2020, baru melampirkan hasil dari fase I dan II.

Menurut laporan itu, Coronavac memicu respons kekebalan dengan cepat, meski penelitian yang dilakukan pada April hingga Mei tahun ini tidak memberikan presentase yang jelas terkait tingkat keberhasilan vaksin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com