KOMPAS.com- Badan Antariksa Nasional China (CNSA) baru saja melewati salah satu tonggak penting untuk misi terbarunya ke Bulan.
Setelah diluncurkan akhir November lalu, pada Selasa (2/12/2020) robot Chang'e 5 milik Negeri Tirai Bambu itu akhirnya sukses mendarat di Bulan.
Pendaratan tersebut tepatnya di dekat Mons Rumker di Oceanus Procellarum atau Samudra Badai, wilayah luas berwarna gelap di sisi dekat Bulan.
Misi China di Bulan tersebut bertujuan untuk membawa kembali sampel dari bulan untuk dipelajari di Bumi. Chang'e diharapkan mengumpulkan sekitar 2 kg material Bulan.
Baca juga: Misi Bersejarah, China Luncurkan Change 5 untuk Ambil dan Kembalikan Sampel Bulan
Seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (24/11/2020) sampel Bulan ini nantinya akan membantu para ilmuwan memahami apa yang terjadi di akhir sejarah Bulan, serta mengetahui bagaimana Bumi dan Tata Surya berevolusi.
Lebih lanjut, beberapa material yang akan dikumpulkan berasal dari permukaan dan sisanya dari kedalaman 2 meter.
Chang'e akan melakukan pengeboran yang dijadwalkan dimulai beberapa jam setelah pendaratan.
Baca juga: Teleskop Raksasa Bakal Dibangun NASA di Bulan, Apa Fungsinya?
Setelah terkumpul, sampel kemudian disimpan dan diluncurkan kembali ke orbit Bulan. Di sana Chang'e 5 akan bertemu dengan pengorbit dan kemudian ditransfer ke sebuah kapsul untuk mengirim sampel ke Bumi.
Mengutip IFL Science, Rabu (2/12/2020) kapsul menggunakan teknik skip reentry, yang sebelumnya digunakan dalam misi Apollo serta misi Chang'e 5-T1 2014.
Kapsul tersebut akan bertindak seperti kerikil yang dilempar ke permukaan danau, di mana kapsul akan melewati atmosfer sekali sebelum jatuh ke Bumi.