KOMPAS.com - Jika mendengar kata sagu, barangkali manfaat yang terbesit hanyalah makanan, seperti pempek sagu dari Palembang dan papeda dari Papua.
Namun, sebenarnya para ahli meyakini bahwa sagu tidak hanya bisa dijadikan sebagai bahan baku makanan saja, tetapi juga memiliki berbagai peluang lainnya.
Direktur Eksekutif Yayasan Kehati, Riki Frindos, menyampaikan, jika dikembangkan dengan baik sagu dapat menjadi solusi kedaulatan pangan Indonesia, bahkan dunia.
Apalagi, berdasarkan data Flach di tahun 2007, total luas tanaman sagu bernama ilmiah Metroxylon spp di Indonesia dapat mencapai 1.250.000 hektar (ha) atau 51,3 persen luasan hutan sagu dunia.
Baca juga: Peluang dan Tantangan Sagu, untuk Indonesia yang Lebih Sejahtera
Selain sumber pangan manusia, sagu sebenarnya juga dapat dimanfaatkan menjadi sumber pakan ternak, sumber bahan pangan industri, dan sumber energi. Berikut penjelasan terperincinya:
1. Sumber pakan ternak
Dalam proses pengolahan sagu, petani sagu akan menghasilkan limbah yang disebut dengan ampas sagu. Jika mengalami fermentasi, maka ampas sagu ini bisa digunakan sebagai pakan alternatif unggas sekaligus sumber energi.
2. Sumber bahan pangan industri
Sebagai sumber bahan pangan industri, pati sagu dapat menjadi bahan baku dalam pembuatan makanan seperti roti, mie, kue, bahkan sirup.
Selain itu, sagu juga dapat digunakan dalam industri obat-obatan, kosmetik, kertas, etanol dan juga tekstil.
3. Sumber energi
Dalam kategori sumber energi, sagu sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk penghasil bioethanol, di mana bioethanol ini dapat dijadikan sebagai bahan bakar pengganti premium.
Baca juga: Tak Cuma Papeda, Sagu Kaya Gizi Bisa Dijadikan 6 Makanan Olahan Ini
Banyak pihak juga menganggap sagu sangat potensial untuk dijadikan sumber pangan fungsional global dan meningkatkan perekonomian masyarakat, karena:
1. Tahan perubahan iklim
Sagu pati batang empulur sangat adaptif terhadap perubahan iklim dan tidak terpengaruh oleh musim.