Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Makanan, Sagu Juga Bisa Jadi Pakan Ternak dan Sumber Energi

Kompas.com - 17/10/2020, 20:06 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika mendengar kata sagu, barangkali manfaat yang terbesit hanyalah makanan, seperti pempek sagu dari Palembang dan papeda dari Papua.

Namun, sebenarnya para ahli meyakini bahwa sagu tidak hanya bisa dijadikan sebagai bahan baku makanan saja, tetapi juga memiliki berbagai peluang lainnya.

Direktur Eksekutif Yayasan Kehati, Riki Frindos, menyampaikan, jika dikembangkan dengan baik sagu dapat menjadi solusi kedaulatan pangan Indonesia, bahkan dunia.

Apalagi, berdasarkan data Flach di tahun 2007, total luas tanaman sagu bernama ilmiah Metroxylon spp di Indonesia dapat mencapai 1.250.000 hektar (ha) atau 51,3 persen luasan hutan sagu dunia.

Baca juga: Peluang dan Tantangan Sagu, untuk Indonesia yang Lebih Sejahtera

Selain sumber pangan manusia, sagu sebenarnya juga dapat dimanfaatkan menjadi sumber pakan ternak, sumber bahan pangan industri, dan sumber energi. Berikut penjelasan terperincinya:

1. Sumber pakan ternak

Dalam proses pengolahan sagu, petani sagu akan menghasilkan limbah yang disebut dengan ampas sagu. Jika mengalami fermentasi, maka ampas sagu ini bisa digunakan sebagai pakan alternatif unggas sekaligus sumber energi.

2. Sumber bahan pangan industri

Sebagai sumber bahan pangan industri, pati sagu dapat menjadi bahan baku dalam pembuatan makanan seperti roti, mie, kue, bahkan sirup.

Selain itu, sagu juga dapat digunakan dalam industri obat-obatan, kosmetik, kertas, etanol dan juga tekstil.

3. Sumber energi

Dalam kategori sumber energi, sagu sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk penghasil bioethanol, di mana bioethanol ini dapat dijadikan sebagai bahan bakar pengganti premium.

Baca juga: Tak Cuma Papeda, Sagu Kaya Gizi Bisa Dijadikan 6 Makanan Olahan Ini

Peluang lain dari sagu

Banyak pihak juga menganggap sagu sangat potensial untuk dijadikan sumber pangan fungsional global dan meningkatkan perekonomian masyarakat, karena:

1. Tahan perubahan iklim

Sagu pati batang empulur sangat adaptif terhadap perubahan iklim dan tidak terpengaruh oleh musim.

2. Produktivitasnya tinggi

Tumbuhan sagu bisa menghasilkan pati sekitar 200 kilogram per batang, empat kali lebih banyak daripada yang dihasilkan beras.

3. Ramah lingkungan

Selain positif dalam aspek ekonomi, pohon sagu juga ramah terhadap lingkungan karena bisa tumbuh tanpa harus mengubah kawasan penanamannya menjadi hutan tunggal atau monokultur.

4. Pangan fungsional

Sagu merupakan pangan fungsional yang bebas gluten, starch, dan memiliki indeks glikemik yang rendah.

Selain itu, sagu bisa diolah dan menjadi utama berbagai jenis makanan seperti, sagu mutiara, kue kering, biskuit, kue basah, mie, bakso, sosis, nugget, kue beras, beras sagu dan juga kerupuk.

6. Meningkatkan perekonomian

Papua memiliki cadangan sagu terbesar di Indonesia, dan saat ini belum banyak perusahaan industri yang berfokus pada sagu di Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com