Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Membentak Anak Hiperaktif untuk Diam, Ini Saran Ahli

Kompas.com - 29/07/2020, 18:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tak sedikit orangtua yang merasa geram karena anak yang hiperaktif. Tak jarang pula, orangtua yang menyuruh anaknya untuk diam secara paksa.

Namun Dokter Spesialis Anak dr Herbowo Agung F Soetomenggolo SpA(K) menegaskan bahwa tindakan memarahi, memaksa anak untuk diam bahkan dengan cara memukulnya justru tidak akan banyak membantu.

Anak yang hiperaktif memang cenderung mengganggu orang lain di sekitarnya. Bisa jadi ia memiliki gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH) atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Baca juga: Orangtua, Begini Tata Laksana Anak Hiperaktif Derita Gangguan ADHD

"GPPH ini tidak diketahui penyebab pastinya. Tetapi, cenderung umumnya anak GPPH memiliki gangguan pada otaknya. Oleh karena itu, mau dimarahi, dipukul, didiamkan secara paksa justru tidak akan membantu," kata Herbowo dalam webinar Johnson & Johnson: Menjaga Kesehatan Pada Anak dengan ADHD di Masa New Normal, Jumat (24/7/2020).

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, sejumlah kasus GPPH menunjukkan adanya beberapa bagian otak berukuran lebih kecil dan metabolisme di otak mengalami penurunan di daerah tertentu.

Selain itu, anak dengan GPPH juga mengalami kekurangan beberapa bahan kimia di otak, seperti dopamin atau norepinefrin dan serotonin.

Keterlambatan maturasi otak dan disfungsi pada sirkuit otak tertentu juga merupakan salah satu penyebab utamanya sehingga dapat mengganggu kognitif, perhatian, dan fungsi eksekutif.

Baca juga: Anak Hiperaktif Bisa Jadi Tanda GPPH Alias ADHD, Kenali Gejalanya

Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang memiliki ADHD adalah genetik dan lingkungan.

Lantas, apa yang terjadi jika anak GPPH/ADHD dipaksa diam?

Dikarenakan dominasi gangguan pada otak yang mempengaruhi anak yang memiliki GPPH, maka umumnya intervensi perilaku yang seharusnya dilakukan kepada mereka.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Oleh sebab itu, ditegaskan Herbowo, memaksakan anak GPPH untuk diam secara paksa bahkan dengan memukulnya jika tidak mau menurut justru akan membuat anak semakin depresi.

"Itu justu membuat anak makin depresi, makin stres dan membuat kondisinya semakin buruk," tegasnya.

Depresi dan perasaan stres bisa terjadi karena hanya otak anak itu saja yang memiliki gangguan, bukan perasaannya. Hal itu menjadikan anak GPPH tidak menempatkan respon yang tepat terhadap tindakan orang lain.

Lakukan hal yang membuatnya tertarik

Padahal, hal yang seharusnya dilakukan selain intervensi perilaku dengan obat-obatan sesuai anjuran dokter. Anak dengan GPPH juga diberikan intervensi perilaku melalui pelatihan dari dokter, keluarga, dan orang-orang di sekitar lingkungannya.

"Anak GPPH itu kurang bisa memperhatikan, makanya kita yang harus buat dia semakin tertarik dengan kita atau yang kita lakukan, dan membuat dia duduk dengan kita," ujarnya.

Disarankan Herbowo, untuk membuat anak dengan GPPH tertarik adalah dengan melakukan kegiatan yang tidak banyak membuat ia berdiam diri.

Baca juga: Konsumsi Gula Berlebih Bikin Anak Hiperaktif?

Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan adalah berolahraga. Dengan begitu, anak GPPH yang terlalu aktif atau hiperaktif akan menyalurkan tenaganya dalam gerakan-gerakan olahraga tersebut.

"Please jangan dimarahi. Ajak olahraga, abis olahraga keluar selesai, dia akan diam sendiri dan jangan dipaksa untuk duduk," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com