Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Gejala dan Faktor Risiko Sakit Pinggang Akibat Saraf Kejepit

Kompas.com - 23/07/2020, 16:20 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Masyarakat di Indonesia masih banyak yang seringkali merasakan nyeri atau sakit pinggang yang dipicu oleh saraf terjepit atau Herniated Nucleus Pulposus (HNP).

Disampaikan oleh Dokter Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi RS Pondok Indah dr Muki Partono SpOT bahwa HNP ini dapat terjadi pada seluruh ruas tulang belakang mulai dari tulang leher sampai tulang ekor, tetapi daerah yang sakit itu tergantung di mana terjadi penjepitan.

"HNP atau saraf kejepit ini bisa terjadi di berbagai region (anggota tubuh)," kata Muki dalam diskusi daring Solusi Nyeri Pinggang, Kamis (16/7/2020).

Seperti penjepitan saraf di leher akan menyebabkan terjadinya migrain atau sakit kepala sampai ke bahu.

Baca juga: Benarkah Saraf Kejepit Bisa Picu Sakit Pinggang? Ini Penjelasan Ahli

Sementara, jika penjepitan terjadi di tulang ekor, maka akan terasa sakit seperti otot ketarik pada bagian paha atau betis, kesemutan bahkan sampai pada kelumpuhan.

"Dalam sehari setidaknya kita akan mengalami nyeri pinggang sekali sehari," kata dia.

Namun, sebenarnya Anda yang menderita sakit pinggang akibat saraf terjepit (HNP) ini bisa diantisipasi dan diatasi dengan mengetahui faktor-faktor risiko dan gejala yang terjadi.

 

Gejala saraf kejepit

Berikut beberapa gejala HNP atau saraf kejepit yang perlu Anda waspadai dan segeralah berkonsultasi kepada tenaga kesehatan yang ahli di bidangnya.

Baca juga: Simak Beda Sakit Pinggang akibat Saraf Terjepit dan Gangguan Ginjal

1. Lengan atau sakit kaki

Muki menuturkan, jika HNP tersebut terjadi di punggung bawah yang disebut dengan HNP lumbal, maka yang akan merasakan sakit paling intens adalah bagian bokong, paha, betis dan kaki.

"Tapi, kalau HNP ini terjadinya pada tulang belakang seperti leher, nyeri biasanya akan paling intens di bahu dan lengan," jelasnya.

Rasa sakit tersebut, kata dia, biasanya akan memburuk ketika batuk, bersin, atau saat menggerakkan tulang belakang ke posisi tertent

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com