Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Beda Sakit Pinggang akibat Saraf Terjepit dan Gangguan Ginjal

Kompas.com - 18/07/2020, 17:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nyeri atau sakit pada pinggang sering kali dikaitkan dengan penyakit ginjal atau saraf terjepit (Hernia Nurcleus Pulposus atau HPN).

Hal ini dibenarkan oleh Dokter Spesialis Bedah Orthopedi dan Traumatologi RS Pondok Indah, dr Muki Partono, SpOT.

Dia berkata bahwa penyakit pada ginjal dan HPN memang bisa menjadi faktor penyebab terjadinya sakit nyeri pada pinggang.

Namun, bagaimana cara membedakan, apakah sakit pinggang yang Anda rasakan diakibatkan oleh penyakit ginjal atau saraf terjepit? Muki menjelaskan.

Baca juga: Duduk Jadi Kebiasaan Buruk Pemicu Nyeri Pinggang, Kok Bisa?

1. Penyakit pada ginjal

Jika nyeri pinggang yang terjadi adalah akibat dari organ ginjal Anda yang bermasalah, maka biasanya nyeri itu terjadi seperti bergelombang.

Ada periode nyeri pinggang yang Anda rasakan begitu menyakitkan dan ada kalanya nyeri itu menghilang, tanpa dipengaruhi oleh gerakan yang Anda lakukan.

"Ada periode puncak sakitnya dan hilang, tapi tidak dipengaruhi oleh gerakan," kata Muki dalam diskusi daring "Solusi Nyeri Pinggang", Kamis (16/7/2020).

Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua gangguan atau penyakit pada organ ginjal menyebabkan seseorang mengalami sakit pinggang.

Di antara begitu banyak penyakit ginjal, salah satu yang bisa memicu rasa sakit pinggang adalah batu ginjal.

Baca juga: Duduk Terlalu Lama? Simak 3 Tips Hindari Nyeri Pinggang

Batu ginjal juga dikenal dengan istilah nefroliatiasis. Ini merupakan kondisi saat material keras menyerupai batu terbentuk di dalam ginjal.

Material ini sebenarnya terbentuk dari sisa zat di dalam darah yang disaring oleh ginjal lalu mengendap dan mengkristal seiring waktu.

2. Hernia Nurcleus Pulposus (HPN)

Muki memaparkan bahwa HPN ini umumnya dikenal oleh masyarakat sebagai saraf terjepit.

HPN merupakan gangguan yang terjadi akibat adanya penonjolan atau pembengkakan inti dari bantalan di cakram antar ruas-belakang yang menjadi bantalan tulang belakang.

"Kalau (sakit pinggang) oleh HNP atau saraf kejepit, nyerinya dipicu atau berhubungan dengan gerakan," jelasnya.

Contohnya, jika Anda merasa sakit pinggang saat duduk, kemudian setelah mengambil posisi rebahan sakit pinggang berkurang atau hilang, bisa jadi itu sakit pinggang yang diakibatkan oleh sarat terjepit (HNP).

Begitu juga pada berbagai kondisi gerakan tubuh lainnya, tidak hanya saat duduk dan rebahan.

Baca juga: Benarkah Nyeri Pinggang Tanda Sakit Ginjal? Ini Penjelasan Ahli

Masalahnya, nyeri atau sakit pinggang yang diakibatkan oleh saraf terjepit ini umumnya bisa menjalar ke bagian tubuh lainnya jika tidak segera ditangani dengan baik.

"Nyeri pinggang karena saraf kejepit biasanya itu menjalar, kalau di ginjal tidak," jelasnya.

Muki mengatakan, kondisi lanjutan dari sakit di pinggang yang tidak segera disembuhkan dapat memicu rasa sakit seperti otot yang tertarik pada bagian paha atau betis, kesemutan, bahkan sampai pada kelumpuhan anggota motorik tubuh lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com