KOMPAS.com - Puasa pada bulan Ramadhan adalah tradisi bagi masyarakat Muslim di seluruh dunia. Tak hanya sebagai ibadah, dari sudut pandang sains, puasa juga memiliki banyak manfaat.
Puasa adalah ritual yang telah dilakukan sejak berabad-abad lalu dan memainkan peran sentral dalam banyak budaya dan agama.
Umumnya, selama puasa, seseorang tidak makan atau minum dalam selama satu hari penuh, mulai dari sebelum fajar hingga matahari terbenam.
Puasa sudah terbukti memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, dari penurunan berat badan bagi mereka yang memiliki berat badan berlebih, hingga efek pada fungsi otak yang lebih baik.
Baca juga: Suka Makan Pedas Saat Sahur dan Buka Puasa? Ini Efek dan Cara Meminimalisasinya
Melansir Healthline, Sabtu (2/5/2020), berikut ini delapan manfaat puasa didukung oleh ilmu pengetahuan atau sains.
Ada beberapa penelitian yang telah menemukan manfaat puasa dalam meningkatkan kontrol gula darah. Puasa dianggap sangat berguna bagi mereka yang berisiko diabetes.
Faktanya, salah satu penelitian yang dilakukan terhadap 10 orang dengan diabetes tipe 2 menunjukkan puasa intermiten jangka pendek yang dilakukan secara signifikan dapat menurunkan kadar gula darah.
Penelitian itu telah diterbitkan dalam jurnal US National Library of Medicine National Institutes of Health (NCBI).
Baca juga: Puasa Dapat Tingkatkan Imunitas Tubuh, Ini Penjelasannya
Sementara dalam ulasan lainnya, menemukan puasa intermiten dan puasa alternatif sama efektifnya dengan pembatasan asupan kalori dalam mengurangi resistensi insulin.
Mengurangi resistensi insulin saat puasa dapat meningkatkan sensivitas tubuh terhadap insulin, sehingga memungkinkan untuk memindahkan glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh dengan lebih efisien.
Penelitian menunjukkan puasa dapat membantu mengurangi tingkat peradangan yang mungkin terlibat dalam perkembangan penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, dan rheumatoid arthritis.
Studi kecil menemukan efek penurunan inflamasi, ketika orang berpuasa selama 12 jam sehari selama satu bulan. Manfaatnya dapat berguna dalam mengobati kondisi peradangan, seperti multiple sclerosis.
Penyakit jantung dianggap sebagai penyebab utama kematian di seluruh dunia. Mengubah pola makan dan gaya hidup menjadi cara paling efektif untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
Salah satu penelitian mengungkapkan, puasa delapan minggu secara bergantian dapat mengurangi kadar kolesterol jahat dan trigliserida jahat masing-masing sebesar 25 persen dan 32 persen.
Baca juga: Punya Mag atau Gerd, Amankah Puasa Saat Ramadhan? Ini Penjelasan Ahli
Berpuasa dikaitkan dengan risiko penyakit jantung koroner yang lebih rendah dan dapat membantu menurunkan tekanan darah, trigliserida, dan kadar kolesterol.