Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puasa Dapat Tingkatkan Imunitas Tubuh, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 29/04/2020, 03:45 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Ramadhan kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tengah pandemi global Covid-19, PSBB dan isolasi mandiri, masyarakat dihimbau untuk tetap menjaga asupan makanan agar imunitas tubuh tetap terjaga.

Imunitas tubuh penting untuk menghalau berbagai penyakit, juga virus corona jenis SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19.

Dengan jam makan yang bergeser, ahli menyebutkan masyarakat tak perlu khawatir akan turunnya imunitas tubuh. Hal itu diungkapkan oleh dr Hj Vivien Maryam Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital (sebelumnya RS Awal Bros) Tangerang.

Baca juga: Puasa Bisa Mengaktifkan Autophagy, Ini Manfaat Bagi Kesehatan

“Pada dasarnya proses puasa adalah proses mengistirahatkan organ terutama organ pencernaan dan regenerasi sel yang dapat meningkatkan imunitas tubuh,” tutur Vivien dalam keterangan tertulis, Selasa (28/4/2020).

Hal tersebut penting untuk pertahanan tubuh terhadap berbagai jenis virus atau kuman penyakit.

“Ketika berpuasa, kita dilarang makan dan minum selama kurang lebih 13 jam. Selama kurun waktu tersebut, sistem pencernaan diistirahatkan dan sel-sel tubuh mengalami regenerasi,” papar ia.

Baca juga: Daftar Durasi Puasa Ramadhan 2020 di 59 Kota Dunia, Kenapa Beda-beda?

Saat berpuasa, lanjut Vivien, sistem pencernaan yang sebelumnya bekerja terus-menerus selama 11 bulan akan beristirahat. Pada waktu istirahat tersebut, sel-sel tubuh akan memperbaiki diri.

Pada saat berpuasa, hematopoietik (proses pembentukan komponen sel darah) akan bekerja dengan cara mengeluarkan sel-sel imunitas tubuh lebih baik seperti sel limfosit T dan sel limfosit B untuk pertahanan tubuh.

Sel limfosit T dan sel limfosit B tersebut dapat menghasilkan antibodi untuk melawan berbagai virus atau kuman yang masuk.

“Hal yang penting adalah jaga imunitas tubuh dengan cara makan bernutrisi tinggi, banyak minum, dan istirahat yang cukup. Asupan gizi selama puasa juga harus seimbang,” ujar Vivien.

ilustrasi dehidrasishutterstock/fizkes ilustrasi dehidrasi

Lemas dan dehidrasi

Vivien menyebutkan jika Anda merasa lemas atau dehidrasi, berarti Anda harus menijau ulang asupan gizi dan cairan saat sahur dan buka puasa.

“Lemas dapat terjadi karena dehidrasi ringan dan penurunan gula darah (hipoglikemia) dalam tubuh. Dehidrasi dapat membuat seseorang menjadi mengantuk, kurang berkonsentrasi karena sel tubuh kekurangan cairan, serta kondisi hipoglikemia,” jelasnya.

Untuk menghindari kondisi tersebut, pastikan Anda mengonsumsi minimal 2 liter air putih dalam sehari. Kebutuhan cairan tersebut dapat terpenuhi dengan memaksimalkan minum air putih sebanyak 8-10 gelas selama waktu tidak berpuasa, yaitu mulai maghrib hingga imsak.

Baca juga: Ingin Bugar Selama Puasa, Sudah Tepatkah Menu Sahur Anda?

Kebutuhan cairan tersebut bisa dibagi dengan rumus 2-3-3. Yaitu 2 gelas saat berbuka, 3 gelas saat malam hari setelah isya, shalat tarawih dan sebelum tidur, serta 3 gelas saat sahur.

“Hindari makanan yang dapat membuat dehidrasi seperti makanan tinggi garam serta kopi, alkohol, dan soda. Jangan lupa untuk perbanyak makanan yang memiliki banyak kandungan air seperti sayur, timun, tomat, dan buah-buahan,” ujar Vivien.

Baca juga: Ini Manfaat Kurma untuk Kesehatan Saat Buka Puasa dan Sahur

Selama melakukan ibadah puasa, hindari pekerjaan yang menggunakan energi besar terutama pada siang hari. Jika ingin berolahraga, sebaiknya lakukan pada sore hari menjelang buka puasa dengan olahraga ringan. Olahraga juga bisa dilakukan setelah berbuka puasa.

“Jangan lupa untuk tetap berjemur 15-20 menit di antara jam 9 hingga 10 pagi, karena tubuh manusia membutuhkan ultraviolet untuk membentuk vitamin D3,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com