Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Juta Bambu Digunakan sebagai Matras Tol "Atas Laut" Semarang-Demak

Kompas.com - 13/05/2024, 13:30 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

KOMPAS.com - Bambu menjadi salah satu material yang digunakan dalam pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak, khususnya Seksi 1 Semarang-Sayung.

Bambu-bambu dirakit dan ditata sedemikian rupa untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar di lokasi konstruksi sebagai suatu sistem matras.

Pasalnya, ruas yang membentang sepanjang 10,64 km itu berdiri di atas laut. Berbeda dari Seksi 2 Sayung-Demak sepanjang 16,31 km yang berdiri di daratan.

Dikutip dari laman Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) pada Senin (13/5/2024), Jalan Tol Semarang-Demak akan terintegrasi dengan tanggul laut, di mana struktur timbunan di atas laut diperkuat oleh matras bambu setebal 17 lapis.

Sebelumnya, Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung, Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melaksanakan pengujian untuk mengukur kelayakan menggunakan bahan bambu.

Pengujian tersebut dilakukan untuk mempersiapkan bahan bambu yang akan digunakan sebagai konstruksi matras untuk mempercepat waktu konsolidasi pada tanah di lokasi konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak.

Baca juga: Progres Seksi 1 Baru 9,25 Persen, Tol Semarang-Demak Tersambung Penuh 2027

Saat ini, pengerjaan konstruksi pada Seksi 1 Semarang-Demak paket 1B yang berada di atas laut sepanjang lebih kurang 10 km menggunakan matras bambu sebagai fondasi dan diperlukan sekitar 10 juta batang bambu yang dianyam oleh 1.500 pekerja terampil.

Bambu-bambu tersebut berasal dari Wonogiri, Magelang, dan Purworejo, dengan kriteria khusus yaitu bambunya lurus dengan panjang 8 meter dan diameter antara 8 cm-10 cm.

Penggunaan matras bambu tidak hanya berfungsi sebagai fondasi, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem laut.

Bambu yang telah digunakan sebagai matras nantinya akan terendam dan akan menjadi bagian dari terumbu karang, sekaligus menambah kekuatan struktural di bawah air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com