Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek BSI Tower Disetop Sementara Usai Sebabkan Gedung ESDM Retak

Kompas.com - 01/02/2024, 08:33 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

KOMPAS.com - Gedung kementerian ESDM mengalami keretakan dan penurunan disebabkan oleh pembangunan tahap awal yaitu pondasi dan basement gedung BSI Tower.

Untuk itu, PT PP (Persero) Tbk sebagai pelaksana pekerjaan melakukan klarifikasi terhadap pemberitaan terkait dengan kondisi Gedung Heritage Kementerian ESDM pada Selasa (30/01/2024).

Untuk diketahui, Pembangunan Gedung Kantor BSI dimulai pada November dengan ditandainya groundreaking pada tanggal 9 November 2023.

PT PP telah ditunjuk sebagai kontraktor pemenang tender proyek Gedung Kantor BSI dengan skema Build, Operate & Transfer (BOT) selama 30 Tahun.

Dikutip dari laman Keterbukaan Informasi BEI pada Rabu (31/01/2024), seiring dengan terjadinya keretakan pada Gedung Heritage Kementerian ESDM, PT PP akan melakukan evaluasi, merencanakan langkah mitigasi sesuai standar dan prosedur, serta tetap memprioritaskan keselamatan, keamanan, dan kesehatan kerja.

Sebelum pelaksanaan pembangungan Gedung Kantor BSI, PT PP mengeklaim telah melakukan sosialisasi kepada lingkungan sekitar gedung, termasuk dengan Kementerian ESDM.

Selain itu, sebagai langkah antisipatif dan mitigasi atas risiko pergerakan tanah, juga telah dilakukan penempatan inclinometer, monitoring settlement secara berkala, menggunakan sistem dinding penahan tanah secant pile sesuai dengan karakteristik tanah di lokasi dan mempertahankan dinding penahan tanah existing.

Baca juga: Proyek BSI Tower Dimulai, Biayanya Rp 1,1 Triliun, Berkonsep Bangunan Hijau

Dari data monitoring yang ada, memperlihatkan terdapat penurunan dari waktu ke waktu yang menyebabkan keretakan pada bagian dilatasi dan hal ini telah dikoordinasikan dengan Kementerian ESDM sebelumnya sehingga merekomendasikan sementara waktu

Untuk itu, gedung heritage dikosongkan untuk evaluasi dan restorasi.

Dengan adanya peristiwa penurunan tanah ini, PT PP menyatakan pemberhentian sementara pekerjaan, melakukan evaluasi, pendampingan oleh Kementerian PUPR, dan menyusun tindak lanjut perencanaan mitigasi lanjutan untuk perkuatan.

"Kami saat ini tengah mengevaluasi bersama Ahli Geoteknik dan didampingi oleh PUPR dalam mengantisipasi settlement ini agar terkendali kedepannya. Tentunya kami juga akan berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian ESDM untuk meminimalkan dampak dan mengembalikan kondisi bangunan gedung heritage," jelas Sekretaris Perusahaan PT PP, Bakhtiyar Efendi.

Kepala Biro Komunikasi dan Kerjasama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi menambahkan, sampai dengan saat ini PT PP cukup kooperatif berkoordinasi dengan kementerian ESDM.

Pihaknya pun sudah bersepakat untuk mengosongkan sementara gedung heritage untuk memudahkan proses restorasi.

"PT PP berkomitmen untuk mengevaluasi, membuat perencanaan untuk menghindari settlement kedepan dan memperbaiki gedung heritage," katanya.

Sedangkan dari Kementerian PUPR menyampaikan bahwa akan melakukan pendampingan dalam proses perbaikan gedung heritage Kementerian ESDM.

Lanjut Bakhtiyar Efendi, PT PP tetap berkomitmen untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan prosedur keselamatan bangunan dan memperhatikan lingkungan sekitar sesuai pedoman Quality, Health, Safety dan Environment,

Oleh karena itu, pihaknya bersama Ahli Geoteknik didampingi juga oleh PUPR kami akan melakukan evaluasi secara lebih mendetail, merencanakan perkuatan pekerjaan basement untuk menghindari penurunan tanah dan dampak terhadap bangunan sekitarnya terutama Gedung Heritage Kementerian ESDM.

"Kami juga berkomitmen untuk selalu kooperatif dengan semua stakeholder di Proyek Pembangunan BSI Tower ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com