Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

Ancaman Gentrifikasi di Balik Wacana Bangun 40 Kota Selevel Jakarta

Kompas.com - 26/12/2023, 07:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

RENCANA pembangunan 40 kota baru yang selevel dengan Jakarta oleh salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden mendapat tanggapan beragam dari berbagai pihak.

Sebagian pihak mendukung rencana tersebut, sedangkan sebagian pihak lainnya menilai rencana tersebut tidak realistis.

Pihak pendukung berpendapat rencana tersebut merupakan langkah tepat untuk mengatasi masalah perkotaan di Indonesia. Jika direalisasikan, mereka menganggap dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, pihak kontra berpendapat rencana tersebut terlalu ambisius dan tidak realistis. Wacana itu akan menghabiskan anggaran besar dan tidak dapat diselesaikan dalam waktu lima tahun.

Terlepas dari pro dan kontra, rencana pembangunan 40 kota baru tersebut juga menimbulkan kekhawatiran terjadinya gentrifikasi.

Gentrifikasi adalah proses perubahan suatu kawasan perkotaan yang semula dihuni oleh masyarakat berpenghasilan rendah menjadi kawasan elite.

Sangat jelas rencana pembangunan 40 kota baru bisa menjadi faktor pemicu terjadinya gentrifikasi.

Hal ini karena pembangunan kota baru akan menarik minat investor untuk berinvestasi di bidang properti. Investor biasanya akan membangun properti mewah yang diperuntukkan masyarakat kelas menengah ke atas.

Gentrifikasi, meskipun seringkali disalahartikan sebagai “monster kota” yang merugikan masyarakat kelas menengah ke bawah di perkotaan, sebenarnya memiliki dampak ekonomi lebih kompleks.

Dalam konteks ketegangan antara kelas atas dan bawah, gentrifikasi diartikan sebagai proses perlahan penggusuran penduduk asli di suatu wilayah oleh mereka yang memiliki daya beli lebih tinggi.

Namun, perspektif ini tidak selalu mencerminkan deskripsi yang sebenarnya terkait gentrifikasi.

Sebab, di samping hingar bingar kemewahan perkotaan yang menarik sebagian besar masyarakat untuk mengadu nasib di perkotaan, pada akhirnya gentrifikasi menimbulkan berbagai dampak negatif bagi masyarakat, di antaranya:

Peningkatan harga properti

Gentrifikasi dapat menyebabkan kenaikan harga properti di kawasan tersebut. Hal ini dapat membuat masyarakat berpenghasilan rendah yang tinggal di kawasan tersebut tergusur.

Harga properti di suatu wilayah sebagian besar tergantung pada produktivitas penduduknya. Semakin produktif penduduk, semakin mahal harga rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com