Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebutuhan Tenaga Kerja Konstruksi Bersertifikat Tembus 12 Juta

Kompas.com - 30/11/2023, 13:25 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebutuhan tenaga kerja konstruksi tersertifikasi dan kompeten di Indonesia mencapai 12 juta orang.

Ketua Dewan Pengurus Pusat Himpunan Profesi Tenaga Konstruksi (DPP HIPTASI) Hengki Hamino mengatakan, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) di Indonesia baru bisa mencetak tenaga kerja konstruksi tersertifikasi sekitar 720.000 orang.

Oleh karena itu, ada gap yang besar antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja konstruksi. Padahal sektor konstruksi menjadi salah satu penggerak perekonomian nasional.

Menurutnya, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melalui digitalisasi pendaftaran, ujian kompetensi hingga penerbitan sertifikat kompetensi tenaga kerja konstruksi.

"Melalui digitalisasi kita harapannya bisa menjangkau kecepatan (sertifikasi profesi) di sektor konstruksi hingga di atas 60 persen," ujar Hengki dalam seminar bertema Akselerasi dan Optimalisasi Proses Sertifikasi Kompetensi Kerja Melalui Teknologi Digital di Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Lanjutnya, salah satu pemicu lambannya pertumbuhan tenaga kerja tersertifikasi di sektor jasa konstruksi adalah implementasi digitalisasi yang terlambat dan budaya tenaga kerja yang biasa bekerja manual.

Baca juga: Biaya Konstruksi di Papua Turun Signifikan dalam Kurun Enam Tahun

Untuk itu, HIPTASI tengah mengembangkan dua platform digital untuk mempermudah sertifikasi kompetensi tenaga kerja konstruksi.

"Di sini kita berkolaborasi dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) yang nantinya terkoneksi dengan sistem di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)," imbuh Hengki.

Ketua LSP HIPTASI Multi Konstruksi Robert Purba Mangapul Sianipar menambahkan, digitalisasi sertifikasi menjadi salah satu keharusan pada era revolusi industri 4.0.

"Dengan memanfaatkan teknologi, proses sertifikasi untuk mencetak tenaga kerja yang kompeten akan lebih efisien, efektif dan akurat. Di sisi lain kualitas dan mutunya juga bisa terjamin," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com