Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Jasa Marga Blak-blakan Soal Susahnya Bangun Tol di Indonesia

Kompas.com - 09/11/2023, 17:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Subakti Syukur membeberkan tantangan dalam membangun jalan tol di Indonesia.

Dalam praktiknya, pembangunan infrastruktur membutuhkan biaya yang sangat besar.

Sehingga, aspek pendanaan menjadi salah satu tantangan terbesar dalam mewujudkan target pembangunan.

“Dalam pengembangan infrastruktur yang berkesinambungan, khususnya jalan tol, tentu
terdapat tantangan dalam kegiatan pengusahaan jalan tol terkait pembiayaan," ucap Subakti dalam keterangan resminya, Kamis (9/11/2023).

Contohnya dimulai dari biaya pembebasan lahan, serta konstruksi yang terus meningkat. Selain itu, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) juga dituntut untuk bisa menghasilkan pengembalian investasi atau bisnis kepada semua investor.

Sehingga, BUJT diharapkan dapat melakukan creative financing (pembiayaan kreatif) dengan berbagai skema, baik berbasis utang maupun ekuitas, serta melaksanakan program asset recycle (daur ulang aset) untuk mendanai proyek-proyek jalan tol baru.

Baca juga: Pentingnya SPM di Jalan Tol, Apa Artinya?

Hal ini tentunya dapat dicapai dengan kepercayaan dari bank atau lender serta para investor. Sehingga, iklim investasi jalan tol dapat tumbuh dengan baik.

Sementara Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (UI) Chandra Wijaya menjelaskan, insfrastruktur jalan di Indonesia merupakan aspek penting yang menciptakan multiplier effect (efek berganda).

Sehingga, diperlukan konsep investasi dan pembiayaan infrastruktur jalan yang kreatif dan berkelanjutan dimana skema pembiayaan dapat bersumber dari dana swasta maupun dari para pemangku kepentingan non-pemerintah.

Kemudian, dapat dikombinasikan dengan dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Barang Milik Negara (BMN) dan memperhatikan prinsip keberlanjutan yaitu aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial.

“Untuk memenuhi investment gap yang saat ini terjadi di Indonesia, tentu diperlukan investasi untuk dialokasikan dalam pembangunan, pemeliharaan, hingga perbaikan infrastruktur jalan. Dalam prinsip investasi dikenal kriteria risk dan return," ucap Chandra. 

Sehingga, baik infrastruktur jalan maupun jalan tol harus memenuhi kriteria agar menjadi peluang investasi yang menjanjikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com