Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IRR Tol Kutepat 12,02 Persen, Tarif Masih Dihitung

Kompas.com - 05/10/2023, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk menjaga agar tidak terjadi mismatch antara Internal Rate of Return (IRR) Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat (Tol Kutepat), PT Hutama Marga Waskita (Humawas) terus menyosialisasikan pentingnya peran infrastruktur ini.

Sebagai gambaran, dalam business plan, PT Humawas mengajukan angka IRR sebesar 12,02 persen dengan catatan seluruh segmen Tol Kutepat sepanjang 143,25 kilometer terbangun dan tersambung.

Sementara saat Tol Kutepat Seksi 1 Tebing Tinggi-Indrapura dioperasikan fungsional saat Natal 2022, Tahun Baru dan Lebaran 2023, antusiasme masyarakat untuk menggunakan tol ini demikian tinggi.

Baca juga: Dua Seksi Tol Kutepat Siap Diresmikan dan Beroperasi Desember 2023

Sekretaris Perusahaan PT Humawas Ergy Pramadipta mengungkapkan, selama masa fungsional tersebut Ruas Tebing Tinggi-Indrapura mencatat LHR 6.000 kendaraan. Angka ini terjadi hanya dalam kurun 12 jam operasional. 

Sementara dalam dokumen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Nomor 5 Tanggal 22 Februari 2017, proyeksi LHR untuk ruas Tebing Tinggi-Indrapura sekitar 7.000 kendaraan.

"Deviasinya tidak terlalu jauh. Jadi, kami optimistis Tol Kutepat akan menjadi tol yang sibuk dan tinggi LHR-nya," tutur Ergy menjawab Kompas.com, Rabu (4/10/2023).

Adapun besaran tarif masih dihitung dan dikaji per kilometernya. Menurut Ergy, akan ada  penyesuaian dari angka proyeksi dalam dokumen PPJT sebesar Rp 1.000 per kilometer.

"Kami mempertimbangkan inflasi juga," imbuhnya.

Oleh karena itu, Perusahaan akan memaksimalkan pekerjaan pada Seksi 3 dan 4 agar seluruh kota/kabupaten di Sumatera Utara segera terhubung ke tanah Toba.

"Karena peran Tol Kutepat sangat penting guna mendukung konektivitas dari dan menuju Danau Toba sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) menjadi destinasi wisata kelas dunia," tutur Ergy.

Baca juga: Hingga September 2023, Tol Kutepat Telan Investasi Rp 9,9 Triliun

Selain itu, Tol Kutepat juga dirancang sebagai pendukung kelancaran jalur backbone khususnya untuk kepentingan distribusi logistik dari dan menuju Pelabuhan Kuala Tanjung, dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei.

Namun demikian, imbuh Ergy, Tol Kutepat ini akan semakin tinggi perannya jika bagian dari ruas Viability Gap Fund (VGF) sebagai dukungan Pemerintah segera dikerjakan.

"Hal ini untuk menjaga agar sensitivitas bisnisnya tetap terjaga. Kalau hanya operasikan sepanjang 96 kilometer di luar 50 kilometer VGF dari pemerintah ini, tidak layak secara ekonomi, makanya kepastian pemerintah utk menjaga kelayakan bisnis harus dilaksanakan," Cetus Ergy.

Untuk diketahui, Tol Kutepat dirancang sepanjang 143,25 kilometer, termasuk ruas VGF sepanjang 50 kilometer yang dikerjaan oleh Pemerintah.

Ruas VGF ini masih dalam proses kajian desain trase. Meski pengadaan lahan belum direalisasikan, namun Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pembebasan lahan sudah terbentuk.

Baca juga: Akhir Tahun 2023, Uji Coba MLFF di Sejumlah Ruas Tol Digelar

Sehingga diharapkan pada awal 2024, pembebasan lahan dan pekerjaan konstruksi ruas VGF yang mencakup Seksi 5 Pematang Siantra-Seribudolok, dan Seksi 6 Seribu Dolok-Parapat dapat dimulai.

Tol Kutepat sendiri melintasi Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Simalungun, Kota Pematang Siantar, dan Kabupaten Toba Samosir.

Konsesi Tol Kutepat dimiliki konsorsium PT Hutama Marga Waskita dengan PT Hutama Karya (Persero) sebagai pemegang saham pengendali dan mayoritas sebanyak 99 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk 00,50 persen dan Wakita Toll Road 00,50 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com