Rata-rata Masyarakat Ambil Cicilan KPR Rp 1,6 Juta Selama 13 Tahun

 KOMPAS.com - Skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk bisa membeli dan memiliki tempat tinggal.

Seiring dengan pilihan tersebut, tentu masyarakat harus membayar cicilan setiap bulannya hingga jangka waktu yang disepakati.

Merujuk publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) berjudul Statistik Perumahan dan Permukiman 2022, rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri dengan cara membeli dari pengembang atau bukan pengembang melalui KPR tercatat sebesar 36,08 persen.

Secara umum, mereka memiliki jangka waktu KPR rata-rata sekitar 13 tahun dengan besaran cicilan KPR rata-rata Rp 1.624.921 setiap bulannya.

Baca juga: Ternyata, Masyarakat Kelas Atas Mendominasi Pembelian Rumah via KPR

Jika menilik jangka waktu KPR berdasarkan provinsinya, masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki tenor singkat dengan rata-rata 8,23 tahun.

Sedangkan, tenor KPR yang paling lama di Kepulauan Bangka Belitung dengan rata-rata waktu selama 15,62 tahun.

Kemudian jika ditinjau dari segi besaran cicilan KPR berdasarkan wilayah, masyarakat di pedesaan memiliki angsuran rata-rata Rp 1.254.579 per bulan, sementara masyarakat di perkotaan rata-rata sekitar Rp 1.632.971 per bulan.

Perlu diketahui, ada 8,79 persen atau sekitar sembilan dari 100 rumah tangga di Indonesia menempati rumah milik sendiri yang dibeli dari pengembang atau bukan pengembang.

Dari jumlah itu, 36,08 persen dari masyarakat yang menempati rumah milik sendiri dengan cara membeli dari pengembang atau bukan pengembang melalui KPR sebesar 36,08 persen.