Hanya 36 Persen Masyarakat yang Beli Rumah via KPR

KOMPAS.com - Membeli rumah dengan cara tunai masih menjadi primadona bagi masyarakat Indonesia agar memiliki tempat tinggal.

Meskipun skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga sudah menjadi opsi alternatif, persentasenya belum bisa melampaui beli rumah secara tunai.

Hal itu merujuk publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) berjudul Statistik Perumahan dan Permukiman 2022.

Perlu diketahui, sekitar sembilan dari 100 rumah tangga di Indonesia menempati rumah milik sendiri yang dibeli dari pengembang atau bukan pengembang. Jumlah itu setara 8,79 persen.

Namun, separuh dari masyarakat yang menempati rumah milik sendiri membeli dari pengembang atau bukan pengembang secara tunai, jumlahnya 52,85 persen.

Kemudian, rumah yang dibeli secara KPR sebanyak 36,08 persen, non-KPR 10,39 persen, dan cara lainnya 0,68 persen.

Baca juga: Hanya Segelintir Masyarakat Ekonomi Rendah yang Beli Rumah

Mengenai rumah tangga yang membeli rumah secara tunai, lebih banyak ditemui di daerah pedesaan dengan 85,49 persen dibandingkan di perkotaan 47,63 persen.

Sebaliknya, rumah tangga yang membeli rumah dengan angsuran KPR lebih banyak ditemui di perkotaan yaitu 41,30 persen, dibandingkan di pedesaan 3,44 persen.

Selanjutnya untuk pembelian rumah dengan cara angsuran non-KPR, paling banyak di perkotaan dengan 10,53 persen daripada di pedesaan 9,53 persen.

Angsuran non-KPR adalah angsuran untuk pembayaran kredit pemilikan rumah/bangunan tempat tinggal yang sumbernya dari lembaga keuangan yang bukan diperuntukkan sebagai pembiayaan KPR.