Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batu Bara Dominasi Angkutan Barang Kereta Api, Jumlahnya 25 Ton

Kompas.com - 03/08/2023, 20:26 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 82 persen atau 25 juta ton batu bara mendominiasi angkutan barang PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI selama Semester I 2023.

VP Public Relations KAI Joni Martinus menjelaskan, angkutan batu bara mengalami peningkatan 22 persen dibandingkan Semester I Tahun 2022 dengan muatan sebanyak 20,5 juta ton.

"Tren positif pun terjadi pada komoditi lain seperti klinker, ritel, crude palm oil (CPO), dan lainnya," terang Joni dikutip dari laman KAI, Kamis (3/8/2023).

Sejumlah batu loncatan angkutan barang KAI selama Semester I Tahun 2023 di antaranya penunjukan KAI sebagai pelaksana angkutan CPO PTPN III dan PTPN IV.

Selain itu, sinergi KAI bersama BUMN-BUMN dan swasta untuk pengembangan angkutan barang terpadu pintu ke pintu antar-pulau, Jakarta-Cirebon pp, dan jasa gudang transit berbasis rel.

Baca juga: Enam Bulan, KAI Angkut 30,7 Juta Ton Barang, Didominasi Batu Bara

Pada Semester II Tahun 2023, kata Joni, KAI akan terus berinovasi agar dapat meningkatkan volume dan kinerja angkutan barang menggunakan kereta api.

Joni mengatakan, KAI melayani berbagai komoditi angkutan barang seperti peti kemas, batu bara, semen, BBM, CPO, pupuk, retail, dan lainnya.

Angkutan barang menggunakan kereta api memiliki berbagai keunggulan seperti ketepatan waktu, keamanan, kapasitas besar, bebas pungutan liar, dan dikelola oleh SDM yang profesional.

Kelebihan kereta api salah satunya adalah kapasitasnya yang sangat besar. Satu gerbong bisa mengangkut 50 ton atau seukuran 2 truk kontainer.

Bahkan, satu rangkaian KA angkutan batu bara di Sumatera bagian selatan dapat menarik 60 gerbong atau 3.000 ton sekaligus. Jika diangkut truk butuh kurang lebih 120 truk.

“Angkutan barang KAI hadir untuk dapat mendukung biaya logistik yang kompetitif dan mengurangi dampak eksternalitas seperti kemacetan, polusi, jalan-jalan yang rusak, serta meningkatkan daya saing global,” tutup Joni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com