JAKARTA, KOMPAS.com - Ketergantungan Indonesia untuk mengimpor barang dari luar negeri semakin bertambah dalam beberapa tahun belakangan.
Bahkan beberapa barang yang diimpor dari negara tetangga justru memiliki bahan baku yang berasal dari Indonesia.
Beberapa kasus impor terjadi karena ketiadaan teknologi untuk mengelola bahan mentah menjadi produk jadi.
Hal ini tentu harus mendapat perhatian serius pemerintah karena bisa berimbas buruk bagi persediaan cadangan devisa negara.
Baca juga: Resmikan Pabrik LRB Terbesar di Indonesia, Basuki: Masak Impor Terus?
Komite Pengembangan Usaha dan Kewirausahaan Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Haedar A. Karim mengatakan terdapat tiga hal yang harus dilakukan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan akan impor.
“Ada tiga hal yang bisa dilakukan pemerintah yaitu memberikan dukungan dalam bentuk insentif fiskal, kemudahan regulasi dan perkembangan infrastruktur untuk mendorong produksi barang dalam negeri,” ujar Haedar dalam Webinar “Penguatan Peran PII Dalam Mendukung Percepatan Produksi Produk Substitusi Impor Berbasis Potensi Sumber Daya”, Selasa (23/5/2023).
Menurut Haedar, sumber daya lokal di Indonesia sangat besar. Namun sayangnya, masih dieksploitasi besar-besaran oleh negara lain.
Karena itu, dikatakan, dengan pengaturan yang tepat, pemerintah dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi substitusi impor sehingga impor dari luar negeri bisa dikurangi.
Baca juga: Bukan Furnitur, Ternyata Awalnya IKEA Jualan Pulpen Impor
"Pemerintah juga perlu menyediakan pendidikan dan pelatihan yang diperlukan demi meningkatkan kapabilitas tenaga kerja dalam negeri untuk menjadi sumber daya yang unggul," tambah Header.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.