Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan PPN Bisa Bikin Konsumen Tunda Beli Properti Baru

Kompas.com - 31/05/2022, 13:45 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia telah menaikan besar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11 persen sejak 1 April 2022.

Namun ternyata kenaikan ini berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli properti.

Head Of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto menyampaikan setelah kenaikan PPN ini konsumen kemungkinan besar akan melakukan penundaan untuk membeli properti baru.

Dikatakan kenaikan PPN menjadi 11 persen ini akan mempengaruhi berbagai aspek pada pasar, terutama terhadap daya beli masyarakat.

Baca juga: Insentif PPN Ternyata Tak Berpengaruh pada Penjualan Apartemen

“Kondisi ekonomi yang lamban dan masih dalam proses untuk pulih sehingga daya beli masyarakat belum sepenuhnya kembali,” ujar Ferry dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Terlebih menurutnya kenaikan PPN ini terjadi bersamaan dengan beberapa kenaikan lainnya, seperti tarif dasar listrik dan BBM.

Kenaikan PPN bisa menjadi tantangan ekstra bagi sektor properti. Terdapat korelasi kuat antara pertumbuhan Produk domestik bruto PDB dan penyerapan properti.

“Keputusan untuk membeli atau berinvestasi pada properti kemungkinan akan tertunda dalam waktu dekat karena melemahnya daya beli dan lesunya momentum investasi di kalangan investor properti,” tambah Ferry.

Menurut Ferry, bagi pembeli tipe investor, ekspektasi atas potensi imbal hasil properti merupakan pertimbangan utama saat membeli properti.

Selain faktor kenaikan PPN, terdapat juga faktor eksternal lain yang dapat menjadi tantangan bagi pertumbuhan sektor properti salah satunya adalah inflasi yang melonjak.

“Jika inflasi naik, kemungkinan besar suku bunga juga akan menyesuaikan, sehingga akan menambah tekanan pada industri properti,” Jelasnya.

Baca juga: Ciputra Internasional Tebar Diskon PPN 50 Persen hingga September 2022

Secara umum, dampak di semua sektor, baik perumahan, perkantoran, ritel, maupun industri, semua terlihat sama.

Namun, siklusnya agak berbeda untuk setiap sektor. Satu sektor mungkin telah melewati bagian terendah dalam siklus, sementara yang lain masih membutuhkan waktu untuk pulih atau bangkit.

Ferry menambahkan sektor perkantoran masih stagnan di tahun ini. Sementara itu sektor residensial menunjukan masa depan yang cerah. 

"Untuk sektor perhotelan, kondisinya perlahan akan membaik. Sedangkan sektor ritel, diprediksi akan tertekan karena kenaikan PPN," tandas Ferry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com