JAKARTA, KOMPAS.com - Stasiun Manggarai menjadi lebih banyak dibahas dalam beberapa hari ini setelah Kementerian Perhubungan dan Ditjen Perkeretaapian melakukan pembangunan Stasiun Manggarai menjadi Stasiun Sentral.
Proses pembangunan ini diawali dengan Switch Over ke-5 (SO-5) di Stasiun Manggarai mulai Jumat (27/5/2022) malam hingga Sabtu (28/5/2022).
Setelah itu, telah dilakukan perubahan Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) KRL Jabodetabek mulai Sabtu (28/5/2022).
Stasiun Manggarai juga ramai dibahas di media sosial Twitter dan menempati peringkat pertama dalam tren topik Indonesia pada Selasa (31/5/2022).
Penyebabnya, pengguna KRL mengeluhkan kepadatan penumpang di Stasiun Manggarai, informasi yang masih sulit dipahami hingga waktu perjalanan menjadi lebih lama.
Baca juga: Mulai 1 Juni, Penumpang Kereta Pangrango Bisa Naik dari Stasiun Bogor
Mengutip Heritage KAI, Stasiun Manggarai juga telah ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya yang terdaftar di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta.
Adapun wilayah Manggarai sebenarnya sudah dikenal sejak abad ke-17 yang awalnya merupakan tempat tinggal dan pasar budak asal Manggarai, Flores, Nusa tenggara Timur (NTT).
Wilayah yang masuk dalam Gemeente Meester Cornelis ini pun berkembang menjadi sebuah kampung.
Kereta api yang melintasi wilayah ini awalnya dibangun oleh perusahaan swasta Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) dengan lintas Jakarta-Buitenzorg (Bogor).
Baca juga: Ternyata Lebar Rel Kereta Api ada Beberapa Macam, Ini Daftarnya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.