Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Peringatkan Warganya soal Penipuan di Metaverse

Kompas.com - 21/02/2022, 20:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Metaverse merupakan lahan investasi baru yang diprediksi akan mendatangkan keuntungan besar pada masa mendatang.

Banyak perusahaan kelas dunia termasuk Facebook rela menggelontorkan dana besar demi memiliki lahan di metaverse.

Meskipun demikian, risiko penipuan tetap mengintai para investor, bahkan bisa menimbulkan kerugian yang besar. 

Hal inilah yang mendorong pemerintah China untuk mengingatkan warganya supaya berhati-hati dalam berinvestasi.

Baca juga: Manchester City, Klub Pertama yang Bangun Stadion di Metaverse

Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China telah mengeluarkan peringatan risiko bagi publik terhadap proyek metaverse berkedok penipuan.

Pemberitahuan tersebut menyoroti bagaimana desas-desus di sekitar metaverse telah menjadikannya target utama para scammers dan penipu yang secara ilegal mengumpulkan uang atas nama proyek tertentu.

Seperti dikutip dari Coin Telegraph, pemerintah China meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

Penipuan di ranah Metaverse lebih sering sehingga investor rentan mengalami kerugian. Masyarakat harus memiliki kemampuan identifikasi, dan waspada terhadap penipuan,” ujar pernyataan resmi dari pemerintah China.

Peringatan tersebut juga mengulas beberapa modus yang sering digunakan para penipu demi meraup keuntungan.

Bentuk penipuan pertama dan paling umum terjadi adalah mencakup proyek-proyek yang menjanjikan integrasi teknologi tinggi, seperti kecerdasan buatan dan dukungan realitas virtual.

Proyek-proyek ini kerap memikat investor dengan menjanjikan pengembalian yang tinggi. Kemudian penipu pergi dengan dana investor.

Bentuk penipuan kedua adalah proyek play-to-earn (P2E) blockchain, di mana scammers menjanjikan keuntungan tinggi untuk berinvestasi dalam token game asli.

Meskipun ada larangan menyeluruh terhadap penggunaan dan penambangan cryptocurrency di China namun pemerintah tidak terlalu ketat untuk proyek token dan metaverse yang tidak dapat dipertukarkan.

Inilah sebabnya mengapa beberapa raksasa teknologi termasuk Tencent, Huwaei, dan Alibaba sudah mulai mengurus merek dagang mereka di Metaverse.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com