JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam hal membersihkan rumah, sebenarnya tidak ada cara yang benar atau salah. Namun, penting mengetahui perbedaan membersihkan, mensanitasi, dan mendisinfeksi.
Terlepas dari apa yang Anda pikirkan, semuanya tidak sama. Dengan mengetahui perbedaannya, dapat membantu menjaga Anda dan keluarga tetap aman dari virus serta bakteri, seperti COVID-19 dan MRSA, yang dapat membuat jatuh sakit.
Dilansir dari Love to Know, Minggu (10/9/2023), berikut perbedaan membersihkan, mensanitasi, dan mendisinfeksi.
Baca juga: 7 Manfaat Sampo untuk Membersihkan Rumah
Apakah semua metode pembersihan sama?
Jawaban singkatnya adalah tidak. Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) dan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) menguraikan perbedaan dalam hal membersihkan, mendisinfeksi, mensanitasi, dan mensterilkan.
Mengetahui perbedaan masing-masing dapat menyelamatkan Anda dari jatuh sakit.
Baca juga: 7 Tugas Membersihkan Rumah yang Dapat Dikerjakan Cepat
Menurut CDC, proses menghilangkan kotoran atau puing-puing merupakan bagian membersihkan.
Membersihkan rumah biasanya melibatkan penggunaan air, sabun cuci piring, atau detergen untuk menghilangkan kotoran serta noda dari suatu area.
Anda mungkin berpikir membersihkan adalah saat membasahi dan menggosok bak mandi. Cara ini tidak serta merta akan membunuh jamur, bakteri, atau virus, tetapi dapat mengurangi jumlahnya.
Baca juga: Cara Membersihkan TV Layar Datar Tanpa Merusak dan Menggoresnya
Meski beberapa orang mungkin berpikir kedua istilah tersebut dapat dipertukarkan, sebenarnya tidak.
Sanitasi biasanya tidak terlalu invasif dibanding disinfektan. Untuk benar-benar memahami istilah-istilah tersebut, penting umelihat definisinya.
Sanitizer adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengurangi jumlah mikroba ke tingkat yang dianggap dapat diterima EPA.
Disinfektan, di sisi lain, bekerja membunuh semua atau sebagian besar kuman di permukaan, kecuali spora bakteri. Mendisinfeksi tidak akan menghilangkan kuman, tetapi akan membunuhnya.