JAKARTA, KOMPAS.com - Polusi udara di Jakarta dan sekitarnya sangat mengkhawatirkan dalam beberapa waktu terakhir. Diyakini limbah dari pembakaran batu bara menjadi salah satu sumber polusi yang membuat masyarakat kini rentan terhadap penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA).
Buruknya kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya mendorong imbauan untuk terus melakukan pemantauan. Pemerintah bahkan telah menerapkan sistem bekerja dari rumah (WFH) bagi sebagian aparatur sipil negara (ASN).
Masyarakat juga diimbau untuk tetap di rumah dan meminimalisir kegiatan di luar ruangan.
Baca juga: 6 Cara Mncegah Polusi Udara di Dalam Rumah
Meski udara dalam ruangan tampak lebih bersih dibanding udara di luar, nyatanya tidak demikian. National Library of Medicine menerbitkan sebuah jurnal terkait hal ini.
Polusi udara dalam ruangan yang dikenal sebagai Indoor Air Pollution (IAP) merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia dan menjadi penyebab jutaan kematian setiap tahunnya.
Kualitas udara di dalam dan di sekitar bangunan yang berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan penghuni dapat ditentukan dari Index Air Quality (IAQ).
Parameter utamanya adalah keberadaan polutan dengan konsentrasi tinggi yang berdampak negatif bagi kesehatan. Meski ada dimana-mana, polusi udara di dalam ruangan dapat diminimalisir.
Baca juga: 6 Tanaman Hias yang Dapat Menghilangkan Polusi Udara di Rumah
Dalam keterangan resminya, Minggu (27/8/2023), perusahaan pemurni air dan udara asal Korea Selatan Coway menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan saat WFH agar terbebas dari polusi udara.