Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Sumber Polusi Udara di Rumah yang Sering Diabaikan

Kompas.com - 25/05/2022, 16:53 WIB
Aniza Pratiwi,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika berbicara tentang polusi udara, hal pertama yang terlintas adalah polusi dari kendaraan dan pabrik.

Padahal, polusi udara juga bisa terjadi di dalam rumah, bahkan udara ini lebih tercemar.  

Baca juga: 6 Penyebab Polusi Udara Terjadi di Dalam Rumah

Menurut studi Environmental Protection Agency (EPA) atau Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, Komisi Keamanan Produk Konsumen (CPSC), dan American Lung Association, polusi udara di dalam ruangan dua hingga lima kali lebih tinggi daripada udara di luar ruangan. 

Tingkat polusi udara di dalam ruangan ini mulai menjadi perhatian karena banyak orang saat ini menghabiskan 90 persen waktunya di dalam ruangan, baik di rumah maupun kantor.

Nah, dilansir dari National Views, Rabu (25/5/2022), berikut beberapa empat sumber polusi udara di dalam ruangan yang sering terbaikan. 

Baca juga: 5 Tips untuk Melindungi Rumah dari Polusi Udara Dalam Ruangan 

Agen biologis

Ilustrasi ruang tamu, karpet ruang tamu.UNSPLASH/SPACEJOY Ilustrasi ruang tamu, karpet ruang tamu.
Agen biologis meliputi kecoak, jamur, serbuk sari, bakteri, urine, air liur, tungau debu rumah, virus, atau bulu hewan peliharaan

Sumber potensial pencemar biologis, termasuk manusia, tumbuhan, hewan, dan sistem penanganan udara sentral, yang terkontaminasi dapat menjadi tempat berkembang biaknya kontaminan ini.

Sementara itu, jamur melepaskan racun penyebab penyakit, beberapa kontaminan lain memicu reaksi alergi rinitis alergi, asma, dan pneumonitis hipersensitif.

Menurut US EPA, gejala masalah kesehatan yang disebabkan polutan biologis, di antaranya mata berair, bersin, sesak napas, batuk, lesu, masalah pencernaan, dan pusing.

Selain itu, penyakit menular seperti cacar air, influenza, dan campak juga bisa ditularkan melalui udara. 

Baca juga: 8 Cara Mengurangi Polusi Udara di Dalam Rumah 

Asbes

Asbes umumnya ditemukan di rumah atau bangunan tua. Seperti diketahui, penggunaan asbes di rumah bisa berisiko buruk pada kesehatan, terlebih serat asbes tidak terlepas ke udara. 

Konsentrasi asbes yang lebih tinggi di udara dapat terjadi jika benda-benda yang mengandung asbes ini terganggu dengan pemotongan, pengamplasan, atau kegiatan renovasi.

Penanganan yang tidak tepat dapat melepaskan serat asbes ke udara yang dapat meningkatkan kadar asbes dan membahayakan kehidupan orang-orang yang tinggal di rumah tersebut.

Paparan serat asbes ini telah dikaitkan dengan asbestosis, kanker paru-paru, dan mesothelioma. 

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Asbes untuk Atap Rumah 

Asap rokok

Ilustrasi asap rokok, bau asap rokok, asap rokok penyebab kanker paru-paruSHUTTERSTOCK/DINA V Ilustrasi asap rokok, bau asap rokok, asap rokok penyebab kanker paru-paru
Tak hanya orang dewasa, anak-anak bahkan jauh lebih rentan terhadap efek berbahaya dari asap rokok. Pada bayi hingga anak tiga tahun, perokok pasif dapat melipatgandakan kemungkinan pneumonia, bronkiolitis, dan bronkitis. 

Formaldehida dalam bahan bangunan

Bahan bangunan seperti tekstil yang digunakan atau produk perbaikan rumah dapat menimbulkan risiko kesehatan.

Misalnya, formaldehida adalah salah satu polutan udara dalam ruangan yang paling umum. Berikut beberapa sumber umum formaldehida di dalam ruangan; 

Baca juga: 6 Ide Proyek Perbaikan Rumah yang Perlu Dilakukan Setelah Pindah

  • Kain: linen, pakaian, dan gorden
  • Produk konsumen: cat kuku, wallpaper, pengeras kuku, barang kertas, cat, dan pelapis. 
  • Produk kayu: kayu lapis dan papan partikel kepadatan menengah (MDF). Ini sering digunakan pada lemari serta di bahan dinding dan lantai
  • Pelapis untuk beberapa produk kabinet dan perabotan: lapisan akhir tipe urea formaldehida yang dikatalisis asam. 
  • Peralatan pembakaran: kompor kayu, peralatan gas, dan kompor minyak tanah
  • Produk tembakau: rokok dan cerutu. 

Baca juga: 15 Cara Mengejutkan untuk Mengurangi Polusi Udara di Dalam Ruangan 

Menghirup formaldehida dapat menyebabkan dampak buruk pada kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Anak-anak dan orang tua lebih rentan terhadap efek iritasi formaldehida bersama dengan mereka yang memiliki masalah kulit, mata, alergi pernapasan atau asma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com