JAKARTA, KOMPAS.com – Tanaman membutuhkan proses fotosintesis agar bisa tumbuh dengan sehat tanpa hambatan.
Selama proses fotosintesis berlangsung, tanaman akan membuat makanannya sendiri melalui paparan sinar matahari yang bereaksi dengan sejumlah molekul, salah satunya air.
Baca juga: Perbedaan Menyiram Tanaman dengan Air Garam, Air Gula, dan Air Biasa
Oleh karena itu, tanaman perlu disiram air dengan frekuensi yang sesuai agar proses fotosintesis berjalan lancar, dan tanaman dapat hidup untuk waktu yang cukup lama.
Ketika menyiram tanaman, umumnya orang-orang akan menggunakan air keran meski ada pula yang menggunakan air suling, bahkan air gula dan air garam.
Untuk air garam sendiri, bolehkah tanaman disiram dengan air garam? Apakah mereka aman untuk tanaman? Simak penjelasannya, seperti dikutip Sciencing, Selasa (10/5/2022).
Baca juga: Menyiram Tanaman dengan Air Garam, Air Gula, dan Air Ledeng, Baguskah?
Semua makhluk hidup memerlukan garam pada jumlah tertentu untuk bertahan hidup, tetapi jumlah garam yang terlalu banyak dapat memberi dampak buruk pada hewan dan tumbuhan.
Untuk tumbuhan sendiri, terlalu banyak garam dapat mengganggu proses fotosintesis, yang mana tanaman membuat dan menyimpan persendiaan makanan sendiri.
Fotosintesis menggunakan energi dari matahari untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi glukosa. Adapun tiga unsur kimia glukosa adalah karbon, hidrogen, dan oksigen.
Semua ini ditemukan dalam nutrisi, gas, dan air yang diserap oleh tanaman. Tanaman menyerap air melalui akar.