Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/05/2022, 10:57 WIB
Nabilla Ramadhian,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber Sciencing

JAKARTA, KOMPAS.com – Tanaman membutuhkan proses fotosintesis agar bisa tumbuh dengan sehat tanpa hambatan.

Selama proses fotosintesis berlangsung, tanaman akan membuat makanannya sendiri melalui paparan sinar matahari yang bereaksi dengan sejumlah molekul, salah satunya air.

Baca juga: Perbedaan Menyiram Tanaman dengan Air Garam, Air Gula, dan Air Biasa

Oleh karena itu, tanaman perlu disiram air dengan frekuensi yang sesuai agar proses fotosintesis berjalan lancar, dan tanaman dapat hidup untuk waktu yang cukup lama.

Ketika menyiram tanaman, umumnya orang-orang akan menggunakan air keran meski ada pula yang menggunakan air suling, bahkan air gula dan air garam.

Untuk air garam sendiri, bolehkah tanaman disiram dengan air garam? Apakah mereka aman untuk tanaman? Simak penjelasannya, seperti dikutip Sciencing, Selasa (10/5/2022).

Baca juga: Menyiram Tanaman dengan Air Garam, Air Gula, dan Air Ledeng, Baguskah?

Garam mengganggu proses fotosintesis

Ilustrasi tanaman hias. Shutterstock/Flena_13 Ilustrasi tanaman hias.

Semua makhluk hidup memerlukan garam pada jumlah tertentu untuk bertahan hidup, tetapi jumlah garam yang terlalu banyak dapat memberi dampak buruk pada hewan dan tumbuhan.

Untuk tumbuhan sendiri, terlalu banyak garam dapat mengganggu proses fotosintesis, yang mana tanaman membuat dan menyimpan persendiaan makanan sendiri.

Fotosintesis menggunakan energi dari matahari untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi glukosa. Adapun tiga unsur kimia glukosa adalah karbon, hidrogen, dan oksigen.

Semua ini ditemukan dalam nutrisi, gas, dan air yang diserap oleh tanaman. Tanaman menyerap air melalui akar.

 

Air dapat terserap oleh akar dengan cukup mudah, tetapi beda halnya dengan garam dan bahan kimia lainnya yang membutuhkan waktu lebih lama.

Baca juga: Cara Menggunakan Garam Epsom untuk Nutrisi Tanaman

Ilustrasi menyiram tanaman.SHUTTERSTOCK/MAKISTOCK Ilustrasi menyiram tanaman.

Garam memberi dampak buruk bagi tanaman

Air asin sebenarnya dapat menarik air keluar dari tanaman sehingga menyebabkan mereka dehidrasi. Garam pun memiliki efek buruk pada daun tanaman.

Stomata adalah celah pada tanaman yang memungkinkan mereka untuk menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen selama proses fotosintesis. Mereka dapat menutup dengan adanya terlalu banyak garam.

Agricultural University of Plovdiv di Bulgaria melakukan studi terhadap tanaman kacang. Hasilnya menunjukkan, garam yang berlebihan menyebabkan daun tanaman mengering, menguning, dan menjadi coklat.

Baca juga: Tips Membuat Tanaman Cabai Berbuah Lebat Pakai Garam Dapur

Kloroplas yang menahan klorofil, bahan kimia untuk fotosintesis, menjadi rusak. Sistem akar pun jadi terhambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com