Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Kompas.com - 15/05/2024, 07:58 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

KAIRO, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Mesir pada Selasa (14/5/2024) menuduh Israel menyangkal bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan di Gaza setelah Menteri Luar Negeri Israel menuding Mesir tidak mengizinkan bantuan masuk ke wilayah yang dilanda perang tersebut.

Sebagai catatan, pasukan Israel pada 7 Mei mengeklaim telah menguasai sisi Palestina dari penyeberangan Rafah ke Mesir sebagai bagian dari upaya untuk membasmi Hamas di sebelah timur kota Rafah.

Langkah ini menentang oposisi internasional dan menutup salah satu titik masuk kemanusiaan utama ke Gaza yang terancam kelaparan.

Baca juga: PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Sejak saat itu, Mesir menolak untuk berkoordinasi dengan Israel untuk memberikan akses bantuan melalui perlintasan Rafah.

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, pada Selasa mengatakan, Mesir menegaskan penolakannya secara tegas terhadap kebijakan memutarbalikkan fakta dan menolak tanggung jawab yang dilakukan oleh Israel.

Sebelumnya, lewat media sosial X, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengaku telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron dan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock tentang perlunya membujuk Mesir untuk membuka kembali perlintasan Rafah guna memungkinkan berlanjutnya pengiriman bantuan kemanusiaan internasional ke Gaza.

"Kunci untuk mencegah krisis kemanusiaan di Gaza sekarang berada di tangan teman-teman Mesir kami," tambah dia.

Setelah itu, Shoukry, yang negaranya telah mencoba memediasi gencatan senjata di Gaza, menjawab bahwa Israel bertanggung jawab penuh atas bencana kemanusiaan yang saat ini dihadapi oleh rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Dia menjelaskan, kontrol Israel atas sisi Palestina dari penyeberangan perbatasan Rafah dan operasi militernya menghadapkan pekerja bantuan dan pengemudi truk pada bahaya yang akan segera terjadi, mengacu pada truk yang menunggu masuk ke Gaza. 

Baca juga: Israel Dilaporkan Telah 8 Kali Menyerang Kelompok Bantuan di Gaza Sejak Oktober

"(Hal ini) merupakan alasan utama ketidakmampuan untuk membawa bantuan melalui penyeberangan," jelas dia, sebagaimana dikutip dari Kantor berita AFP.

Terpisah, Kepala PBB Antonio Guterres mengaku terkejut dengan eskalasi militer Israel di Rafah.

Juru bicara Guterres, Farhan Haq, mengatakan perkembangan ini semakin menghambat akses kemanusiaan dan memperburuk situasi yang sudah mengerikan.

Guterres juga mengkritik Hamas yang menembakkan roket tanpa pandang bulu.

Menurut sebuah laporan PBB pada Senin (13/5/2024), sejak pasukan Israel bergerak ke Rafah timur, titik penyeberangan bantuan dari Mesir tetap ditutup dan penyeberangan Kerem Shalom di dekatnya tidak memiliki akses yang aman dan layak secara logistik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com