Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Myanmar Pindahkan Aung San Suu Kyi dari Penjara ke Tahanan Rumah

Kompas.com - 17/04/2024, 14:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Junta Myanmar memindahkan pemimpin sipil yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, dari penjara ke tahanan rumah, kata seorang sumber kepada kantor berita AFP pada Rabu (17/4/2024).

Peraih Nobel berusia 78 tahun itu menjalani hukuman 27 tahun penjara karena sejumlah dakwaan pidana mulai dari korupsi hingga pelanggaran aturan Covid-19.

Suu Kyi sering tidak terlihat sejak militer menahannya saat merebut kekuasaan dalam kudeta 2021. Dia dilaporkan menderita masalah kesehatan.

Baca juga: Putra Aung San Suu Kyi Ungkap Kondisi Kesehatan Ibunya: Menderita Penyakit Gusi Serius

Sumber militer yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, Suu Kyi dan mantan presiden Myanmar Win Myint dipindahkan dari penjara ke tahanan rumah.

Junta pada Rabu juga mengumumkan, 3.300 tahanan akan dibebaskan sebagai bagian dari amnesti rutin untuk memperingati festival tahun baru Myanmar.

Namun, belum diketahui apakah pemindahan Suu Kyi bersifat sementara atau termasuk pengurangan hukuman.

Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan, cuaca panas memaksa pihak berwenang mengambil tindakan untuk melindungi tahanan yang rentan.

Baca juga:

“Tidak hanya Daw Aung San Suu Kyi dan U Win Myint, tetapi juga beberapa tahanan lama diberikan perawatan yang diperlukan karena cuaca sangat panas,” kata Zaw Min Tun kepada AFP.

Media-media lokal melaporkan bahwa selama persidangan berbulan-bulan, Suu Kyi mengalami pusing, muntah-muntah, dan kadang-kadang tidak bisa makan karena infeksi gigi.

Kompleks penjara Suu Kyi tidak ber-AC dan sel-sel betonnya bocor saat musim hujan, menurut ekonom Australia Sean Turnell yang juga mantan penasihat pemerintah Suu Kyi. Ia ditahan di sana selama berbulan-bulan.

Baca juga: Junta Myanmar Bubarkan Partai NLD Aung San Suu Kyi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com