Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Antariksa Sebut Satelit Mata-mata Korut Masih Aktif dan Dikendalikan

Kompas.com - 29/02/2024, 15:59 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

PYONGYANG, KOMPAS.com - Satelit mata-mata pertama Korea Utara masih aktif dan dikendalikan, kata para ahli antariksa.

Ini disampaikan setelah mereka mendeteksi perubahan pada orbitnya, menunjukkan bahwa Pyongyang berhasil mengendalikan wahana antariksa tersebut, meskipun kemampuannya masih belum diketahui.

Setelah dua kali mengalami kegagalan, Korea Utara berhasil meluncurkan satelit Malligyong-1 ke orbit pada November. 

Baca juga: Pasang Surut Hubungan Rusia dan Korea Utara

Dilansir dari Guardian, media pemerintah Pyongyang mengeklaim bahwa mereka telah memotret situs-situs militer dan politik yang sensitif di Korea Selatan, Amerika Serikat, dan tempat lainnya.

Namun, Korut belum merilis gambar apa pun. Pelacak radio independen belum mendeteksi sinyal dari satelit tersebut.

"Namun sekarang kita dapat mengatakan bahwa satelit itu masih hidup," tulis Marco Langbroek, seorang ahli satelit di Delft University of Technology di Belanda, dalam sebuah posting blog.

Dari 19-24 Februari, satelit tersebut melakukan manuver untuk menaikkan perigee, atau titik terendah di orbitnya, menjadi 497 km dari 488 km (308,8 mil dari 303,2 mil), kata Langbroek, mengutip data dari Pusat Operasi Ruang Angkasa Gabungan yang dipimpin AS.

"Manuver ini membuktikan bahwa Malligyong-1 belum mati, dan bahwa Korea Utara memiliki kendali atas satelit itu. Ini adalah sesuatu yang telah diperdebatkan," katanya.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa pihaknya juga telah menilai bahwa satelit tersebut berada di orbit, tetapi tidak akan berkomentar lebih lanjut tentang analisis individu. 

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Shin Won-sik mengatakan bahwa satelit tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda melakukan tugas lain atau melakukan pengintaian.

Baca juga: Rudal Korea Utara yang Ditemukan di Ukraina Berisi Komponen dari AS dan Eropa

"Meskipun saat ini kami tidak dapat memastikan apakah satelit tersebut berhasil mengambil gambar, setidaknya satelit tersebut melakukan manuver orbit, jadi dalam hal ini satelit tersebut berfungsi," tulis Langbroek tentang komentar Shin.

Manuver peningkatan orbit merupakan kejutan karena kehadiran sistem propulsi di dalam satelit tidak terduga dan satelit Korea Utara sebelumnya tidak pernah melakukan manuver, katanya.

"Memiliki kapasitas untuk menaikkan orbit satelit adalah hal yang besar," kata Langbroek.

Baca juga: AS Dukung Jepang Lakukan Pembicaraan dengan Korea Utara

Itu berarti bahwa selama ada bahan bakar di satelit, Korea Utara dapat memperpanjang masa pakai satelit dengan menaikkan ketinggiannya ketika satelit itu terlalu rendah karena peluruhan orbit, pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com