Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komponen Rudal Korut untuk Rusia Ternyata Berasal dari Perusahaan AS

Kompas.com - 23/02/2024, 07:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Rudal Korea Utara yang ditembakkan Rusia di Ukraina mengandung sejumlah besar komponen yang terkait perusahaan AS.

Hal ini menunjukkan sulitnya menegakkan sanksi terhadap Pyongyang, meski akhirnya dapat membantu mengungkap jaringan pengadaan ilegal.

Conflict Armament Research (CAR), organisasi Inggris yang melacak asal-usul senjata yang digunakan dalam konflik, memeriksa sisa-sisa rudal balistik Korea Utara yang digunakan Rusia untuk menyerang pasukan Ukraina di Kharkiv pada 2 Januari.

Baca juga: Rudal Korea Utara yang Ditemukan di Ukraina Berisi Komponen dari AS dan Eropa

Dilansir dari Reuters, dalam sebuah laporan
yang dirilis minggu ini, mereka telah memeriksa komponen elektronik, termasuk sistem navigasi rudal.

Mereka menemukan banyak komponen yang baru saja diproduksi dan memiliki tanda perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat.

Dikatakan bahwa 75 persen komponen yang didokumentasikan terkait dengan perusahaan yang didirikan di AS, 16 persen terkait dengan perusahaan di Eropa, dan 11 persen terkait dengan perusahaan di Asia.

Kode tanggal pada komponen menunjukkan lebih dari tiga perempatnya diproduksi antara tahun 2021 dan 2023 dan rudal tersebut tidak mungkin dirakit sebelum Maret tahun lalu.

Para ahli sanksi mengatakan temuan itu tidak mengejutkan, meskipun selama bertahun-tahun AS memimpin upaya internasional membatasi kemampuan Korea Utara mendapatkan suku cadang dan pendanaan program rudal balistik dan senjata nuklirnya.

CAR mengatakan temuannya menunjukkan betapa sulitnya mengontrol ekspor komponen elektronik komersial, dan betapa bergantungnya negara-negara seperti Korea Utara, Rusia, dan Iran pada teknologi impor.

"Korea Utara (dan Rusia serta Iran) adalah ahli dalam menghindari sanksi PBB dan AS melalui perusahaan-perusahaan samaran dan upaya-upaya lainnya," kata Anthony Ruggiero dari lembaga pemikir Foundation for Defense of Democracies di Washington, yang memimpin upaya-upaya sanksi Korea Utara di masa pemerintahan Trump.

Baca juga: AS Mau Jual Jet F-35 ke Turkiye, tapi Minta Singkirkan Rudal S-400 Rusia

"Meskipun sanksi AS kuat di atas kertas, sanksi harus ditegakkan agar efektif," katanya, menekankan perlunya AS dan sekutunya untuk terus memperbarui daftar sanksi dan menghabiskan dana untuk penegakan hukum.

"Kami tidak melakukan salah satu dari keduanya pada sanksi Korea Utara," katanya, menambahkan bahwa pemerintahan Biden perlu berbuat lebih banyak untuk menargetkan perusahaan, individu, dan bank-bank China yang membantu penghindaran sanksi.

Baca juga: Kheibar Shekan, Rudal Tercanggih Iran yang Diklaim Bisa Menjangkau Israel

CAR mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan industri untuk melacak komponen rudal dan mengidentifikasi entitas yang bertanggung jawab atas pengalihannya ke Korea Utara, sehingga tidak akan mengidentifikasi perusahaan yang terkait dengan produksinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com