KOMPAS.com - Berita tentang warga Malaysia ramai-ramai kerja di Singapura dan Brunei Darussalam memuncaki daftar artikel Populer Global hari ini.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.
Kemudian, rudal Korea Utara yang ditemukan di Ukraina berisi komponen dari AS dan Eropa.
Baca juga: Pria India Ini Meninggal Saat Jalani Operasi Perbaikan Senyum Jelang Pernikahan
Berikut adalah rangkuman artikel-artikel Populer Global sepanjang Rabu (21/2/2024) hingga Kamis (22/2/2024) pagi.
Menurut laporan resmi dari Departemen Statistik Malaysia, banyak warga "Negeri Jiran" yang memutuskan untuk bekerja di Singapura dan Brunei Darussalam.
Disebutkan bahwa salah satu alasannya yakni karena tawaran upah di sana lebih tinggi daripada di dalam negeri Malaysia.
Bahkan, menurut survei yang dilakukan Departemen Statistik Malaysia, ada warga yang bisa memperoleh penghasilan 64.000 ringgit Malaysia (sekitar Rp 208 juta) per bulan.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Kisruh Mogok Kerja Ribuan Dokter di Korea Selatan
Amerika Serikat pada Selasa (20/2/2024) memveto resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.
Washington diketahui telah mengedarkan rancangan resolusi alternatifnya sendiri menjelang pemungutan suara.
Tidak seperti upaya AS sebelumnya, versi tersebut memang memuat kata "gencatan senjata". Namun, di situ tidak ada seruan gencatan senjaga untuk segera diberlakukan.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Kata Hamas soal AS Veto Resolusi DK PBB yang Serukan Gencatan Senjata Segera
Sisa-sisa rudal balistik Korea Utara yang ditemukan di Ukraina berisi komponen dari perusahaan yang berkantor pusat di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, kata organisasi pelacak senjata CAR (Conflict Armament Research).
Laporan CAR menunjukkan, Korea Utara masih bisa mendapat komponen-komponen senjata dari Barat meski terjerat sanksi berat, bahkan senjata itu dipakai Rusia dalam perang di Ukraina.
"Rudal balistik yang diproduksi oleh Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara) dan ditemukan di Ukraina mencakup lebih dari 290 komponen elektronik non-domestik,” kata CAR, dikutip dari kantor berita AFP.