Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibunda Pemimpin Oposisi Rusia Diberitahu Penyebab Kematian Putranya

Kompas.com - 18/02/2024, 09:21 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Ibu Alexei Navalny diberitahu bahwa pemimpin oposisi paling terkemuka di Rusia itu telah terkena sindrom kematian mendadak.

Dia juga diberitahu bahwa jenazahnya tidak akan diserahkan kepada keluarga sampai penyelidikan selesai, kata timnya.

Navalny, mantan pengacara berusia 47 tahun, jatuh pingsan dan meninggal pada Jumat (16/2/2024) setelah berjalan-jalan di koloni hukuman "Serigala Kutub" di Kharp.

Baca juga: Publik Rusia Terkait Kematian Navalny: Harapan Melawan Putin Telah Hancur

Lokasinya terletak sekitar 1.900 km (1.200 mil) timur laut Moskwa, tempat dia menjalani hukuman tiga dekade hukuman.

Para pemimpin Barat yang dipimpin oleh Presiden AS Joe Biden memuji keberanian Navalny dan, tanpa mengutip bukti, menuduh Presiden Vladimir Putin bertanggung jawab atas kematian tersebut.

Inggris mengatakan akan ada konsekuensi bagi Rusia.

Kremlin mengatakan reaksi Barat tidak dapat diterima dan benar-benar fanatik.

Putin belum mengomentari kematian Navalny.

Ibu Navalny yang berusia 69 tahun, Lyudmila, menantang suhu Arktik yang minus 30 derajat Celsius (minus 22 derajat Fahrenheit) pada Sabtu (17/2/2024) untuk mengunjungi koloni hukuman tempat putranya tewas.

Dia diberi pemberitahuan kematian resmi yang menyatakan waktu kematiannya pada 16:17 waktu setempat (0917 GMT) pada 16 Februari, kata juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, kepada Reuters.

Baca juga: Rusia Tolak Serahkan Jenazah Penentang Utama Putin, Massa: Negara Pembunuh

“Ketika pengacara dan ibu Alexei tiba di koloni itu pagi ini, mereka diberitahu bahwa penyebab kematian Navalny adalah sindrom kematian mendadak,” kata Ivan Zhdanov, direktur Yayasan Anti-Korupsi Navalny, di platform media sosial X.

"Sindrom kematian mendadak" adalah istilah yang tidak jelas untuk berbagai sindrom jantung yang menyebabkan serangan jantung mendadak dan kematian.

Juga tidak jelas di mana jenazah Navalny berada, kata timnya. Ibunya diberitahu bahwa jenazahnya telah dibawa ke Salekhard, kota dekat kompleks penjara tetapi ketika dia tiba di kamar mayat, kamar itu sudah ditutup.

Baca juga: Rangkuman Hari ke-724 Serangan Rusia ke Ukraina: Tentara Ukraina Mundur dari Avdiivka | Protes Kematian Alexei Navalny

Saat dihubungi oleh pengacara Navalny, kamar mayat mengatakan tidak ada jenazah Navalny, kata Yarmysh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com