Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Renovasi Piramida Mesir Tuai Kontroversi

Kompas.com - 29/01/2024, 16:29 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: DW Indonesia

GIZA, KOMPAS.com - Beredar sebuah video yang menunjukkan pekerjaan renovasi Piramida Menkaure di Giza, Mesir, telah memicu kritik di media sosial, di mana seorang ahli mengecam hal tersebut sebagai "absurditas".

Namun, Ketua Dewan Tertinggi Benda Antik Mesir Mostafa Waziri justru menjuluki renovasi itu sebagai "proyek abad ini".

Dalam sebuah video yang diunggah ke media sosial Facebook pada Jumat (26/1/2024), Waziri menunjukkan para pekerja sedang memasang balok granit di dasar piramida, yang berada di samping sphinx dan piramida yang lebih besar, Khafre, dan Cheops, di Giza.

Baca juga: Sejarah Piramida Mesir dan Proses Pembangunannya

Saat kali pertama dibangun, piramida ini telah dilapisi dengan granit. Namun, seiring berjalannya waktu, sebagian lapisan itu makin menghilang. Renovasi kali ini bertujuan untuk mengembalikan bentuk asli bangunan dengan merekonstruksi lapisan granitnya.

Pekerjaan renovasi ini dijadwalkan akan berlangsung selama lebih kurang tiga tahun dan akan menjadi "hadiah Mesir untuk dunia di abad ke-21," kata Waziri, yang memimpin misi Mesir-Jepang yang bertanggung jawab atas proyek ini.

Para ahli mengkritik renovasi ini

Namun, viralnya video itu ternyata justru menuai komentar dan kritik dari puluhan orang yang kesal atas pekerjaan renovasi tersebut.

"Mustahil!" tulis seorang ahli Mesir kuno, Monica Hanna. "Satu-satunya hal yang tersisa adalah menambahkan ubin ke Piramida Menkaure! Kapan kita akan menghentikan kekonyolan dalam pengelolaan warisan Mesir ini?" tanyanya.

"Semua prinsip internasional tentang renovasi melarang intervensi semacam itu,” tambah Hanna, seraya menyerukan kepada semua arkeolog untuk "segera bergerak."

Komentator lain juga memberikan reaksi sarkasme.

"Kapan proyek untuk meluruskan Menara Pisa akan direncanakan?" komentar salah satu orang. "Daripada ubin, mengapa tidak memasang wallpaper pada piramida?" tulis yang lain.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Lorong Tersembunyi di Dalam Piramida Mesir

Pelestarian peninggalan Mesir sering picu perdebatan

Masalah pelestarian warisan budaya di Mesir, yang menghasilkan sepuluh persen produk domestik bruto (PDB) dari sektor pariwisata, memang sering menjadi bahan perdebatan panas.

Penghancuran seluruh area bersejarah di Cairo baru-baru ini memicu aksi protes keras dari masyarakat sipil, yang sebagian besar dilarang melakukan aktivitas politik di negara itu.

Namun kini, masyarakat Mesir telah memusatkan sebagian besar perjuangan mereka kepada pemerintah, dalam hal perencanaan kota dan isu-isu warisan budaya lainnya.

Perdebatan akhir-akhir ini terfokus pada masjid Abu Al Abbas Al Mursi yang dibangun pada abad ke-15 di kota pesisir Alexandria, kota terbesar kedua di Mesir.

Pihak berwenang setempat mengumumkan penyelidikan setelah kontraktor yang bertanggung jawab atas renovasi masjid terbesar di kota itu justru memutuskan untuk mengecat ulang langit-langit berornamen, berukir, dan berwarna menggunakan warna putih.

Baca juga: Misteri Pembangunan Piramida Mesir Terungkap, Ternyata Begini Cara Mengangkut Materialnya

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Renovasi Piramida Mesir Tuai Perdebatan, Kenapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com