Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geert Wilders, Politisi Anti-Islam dan Anti-Uni Eropa, Berpotensi Jadi Perdana Menteri Belanda

Kompas.com - 24/11/2023, 10:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Tokoh populis sayap kanan Belanda Geert Wilders ingin menjadi perdana menteri Belanda berikutnya dan akan memfokuskan upayanya untuk mengekang imigrasi.

Ini disampaikannya menyusul kemenangannya dalam pemilihan umum yang akan berdampak di Belanda dan sekitarnya.

Kemenangan Wilders seolah mengirimkan peringatan kepada partai-partai arus utama di seluruh Eropa menjelang pemilihan Parlemen Eropa bulan Juni mendatang, yang kemungkinan besar akan memperjuangkan isu-isu yang sama dengan pemilihan Belanda: imigrasi, biaya hidup dan perubahan iklim.

Baca juga: Disebut Teroris, Erdogan Gugat Politisi Sayap Kanan Belanda Geert Wilders

"Kami sudah muak dengan para politisi lama," kata seorang pemilih Wilders, Herman Borcher, di kota Enschede di bagian timur Belanda, dilansir dari Reuters.

Sebagai penggemar mantan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, Wilders secara terbuka anti-Islam dan anti-Uni Eropa.

Dia ingin Belanda menjadi apa yang disebutnya "kembali menjadi Belanda".

Namun, ide-idenya yang paling radikal dan khususnya rencana untuk mengeluarkan Belanda dari Uni Eropa atau melarang Al Quran, akan ditolak oleh partai-partai lain yang harus diajaknya bekerja sama untuk membentuk pemerintahan koalisi. Ini berarti ia harus berkompromi.

Hal itu tidak menghentikan para pendukung populis di seluruh benua untuk menyambut kemenangannya yang menunjukkan bahwa apa yang dinamakan Eropa Baru, mungkin saja akan terjadi.

Mengalahkan semua prediksi, Partai Kebebasan Wilders (PVV) memenangkan 37 kursi dari 150 kursi, jauh di depan 25 kursi untuk gabungan Partai Buruh/Hijau dan 24 kursi untuk Partai Rakyat konservatif untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mark Rutte.

Pembicaraan koalisi diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan.

Baca juga: Lukisan Hijab untuk Kritik Rasisme Trump & Wilders

"Saya akan sangat senang menjadi perdana menteri Belanda, tentu saja," kata Wilders kepada para anggota partai yang menyambutnya dengan sampanye dan kue, dan menambahkan bahwa ia bersedia untuk bernegosiasi.

"Kami sangat ingin melakukan hal itu, karena hal itu memberi kami banyak tanggung jawab, kemenangan besar pada pemilihan umum Belanda, dan kami benar-benar ingin mewujudkannya," tambahnya.

Baca juga: Menlu Belanda Hanke Bruins Slot Kunjungi Indonesia, Perkuat Kerja Sama Kedua Negara

Wilders mengatakan bahwa ia mendukung referendum mengenai apakah Belanda harus keluar dari Uni Eropa.

"Namun hal pertama yang harus dilakukan adalah pembatasan yang signifikan terhadap suaka dan imigrasi," kata Wilders. "Kami tidak melakukan itu untuk diri kami sendiri, kami melakukannya untuk semua orang Belanda yang memilih kami".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com