Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Setujui Vaksin Chikungunya Pertama di Dunia

Kompas.com - 10/11/2023, 08:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,FDA

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada Kamis (9/11/2023) menyetujui vaksin cikungunya pertama di dunia.

Cikungunya adalah penyakit akibat virus yang disebarkan oleh nyamuk yang terinfeksi.

FDA menyebut penyakit cikungunya kini menjadi ancaman kesehatan global yang sedang berkembang.

Baca juga: AS Setujui Vaksin RSV pada Ibu Hamil, Cegah Penyakit Parah pada Bayi

Vaksin cikungunya yang disetujui AS kali ini dikembangkan oleh Valneva dari Eropa dan akan dipasarkan dengan nama Ixchiq.

FDA mengungkap, vaksin tersebut telah disetujui untuk orang berusia 18 tahun ke atas yang memiliki risiko terpapar lebih tinggi.

Lampu hijau untuk Ixchiq dari regulator obat AS diharapkan dapat mempercepat peluncuran vaksin di negara-negara dengan prevalensi virus paling tinggi.

Chikungunya, yang menyebabkan demam dan nyeri sendi yang parah, selama ini paling banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di Afrika, Asia Tenggara, dan sebagian Amerika.

"Namun, virus chikungunya telah menyebar ke wilayah geografis baru yang menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit secara global," kata FDA, yang melaporkan lebih dari 5 juta kasus dalam 15 tahun terakhir.

Pejabat senior FDA Peter Marks, menyebut infeksi virus chikungunya dapat menyebabkan penyakit yang parah dan masalah kesehatan yang berkepanjangan, terutama bagi lansia dan individu dengan kondisi medis yang mendasarinya.

"Persetujuan hari ini memenuhi kebutuhan medis yang belum terpenuhi dan merupakan kemajuan penting dalam pencegahan penyakit yang berpotensi melemahkan dengan pilihan pengobatan yang terbatas," terang dia dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari AFP.

Baca juga: FDA AS Setujui Pil Pertama untuk Atasi Depresi Pascamelahirkan

Vaksin ini disuntikkan dalam satu dosis dan mengandung virus chikungunya yang hidup dan dilemahkan, seperti halnya vaksin lainnya.

Dua uji klinis dilakukan di Amerika Utara terhadap 3.500 orang.

Sakit kepala, kelelahan, nyeri otot dan sendi, demam dan mual adalah efek samping yang umum dilaporkan.

Reaksi serius dilaporkan terjadi pada 1,6 persen penerima Ixchiq dalam uji coba tersebut, dengan dua di antaranya harus dirawat di rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com