Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2022, 14:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) pada Selasa (2/8/2022) mengumumkan penjualan sistem pertahanan rudal ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab senilai lebih dari 5 miliar dollar AS.

Persetujuan itu diumumkan dua minggu setelah Presiden AS Joe Biden bertemu dengan para pemimpin kedua negara di Arab Saudi, dalam perjalanan yang dianggap penting untuk memperkuat hubungan yang tegang dengan mereka, dan karena kedua negara merasakan perningkatan ancaman dari Iran.

Baca juga: Alasan Arab Saudi Sambut Baik Kabar Tewasnya Ayman Al Zawahiri

Departemen Luar Negeri AS mengatakan Arab Saudi akan membeli 300 sistem rudal Patriot MIM-104E, yang dapat digunakan untuk menjatuhkan rudal balistik dan jelajah jarak jauh yang masuk, serta menyerang pesawat.

Nilai rudal dan peralatan, pelatihan dan suku cadangnya adalah 3,05 miliar dollar AS (Rp 45 triliun), kata departemen itu sebagaimana dilansir AFP.

Arab Saudi telah menghadapi ancaman roket baru-baru ini dari pemberontak Houthi Yaman, yang telah dipasok dengan peralatan dan teknologi Iran.

“Rudal-rudal ini digunakan untuk mempertahankan perbatasan Kerajaan Arab Saudi terhadap sistem udara tak berawak lintas batas Houthi yang gigih dan serangan rudal balistik di situs sipil dan infrastruktur penting di Arab Saudi,” kata Departemen Luar Negeri AS.

Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Ambisi Arab Saudi Belah Gurun dengan Gedung | TKI di Taiwan Dapat Hadiah Hampir Rp 1 Miliar

Secara terpisah, Amerika Serikat akan menjual sistem rudal permukaan-ke-udara THAAD kepada UEA seharga 2,25 miliar dollar AS (Rp 33,5 triliun).

UEA juga baru-baru ini menjadi sasaran serangan roket Houthi, yang sebagian telah ditangkis oleh sistem pertahanan yang dijalankan oleh militer AS yang berbasis di negara itu.

"Penjualan yang diusulkan akan meningkatkan kemampuan UEA untuk menghadapi ancaman rudal balistik saat ini dan masa depan di kawasan itu, dan mengurangi ketergantungan pada pasukan AS," kata Departemen Luar Negeri AS.

Baca juga: Rusia Tuding AS Terlibat Langsung dalam Perang di Ukraina

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com