Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Hamas-Israel Paksa 1,5 Juta Orang Mengungsi

Kompas.com - 17/10/2023, 10:24 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,Reuters

YERUSALEM-JALUR GAZA, KOMPAS.com - Sudah ada 1,5 orang yang mengungsi akibat perang Hamas-Israel.

Di Israel, Militer negara itu pada Selasa (17/10/2023) mengatakan, sekitar 500.000 warga telah dievakuasi dan mengungsi sejak serangan Hamas pada Sabtu (7/10/2023).

"Ada sekitar setengah juta warga Israel yang mengungsi setelah itu," kata Jonathan Conricus, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dalam sebuah pengarahan online.

Baca juga: PBB: 423.378 Warga Gaza Mengungsi, 2.835 Unit Tempat Tinggal Hancur

Dia mengungkap bahwa semua komunitas di sekitar Jalur Gaza telah dievakuasi, begitu pula lebih dari 20 komunitas di sepanjang perbatasan Israel dengan Lebanon.

Evakuasi ini dilakukan menyusul serangan mendadak oleh Hamas yang dilaporkan telah menewaskan lebih dari 1.400 orang di Israel.

Serangan Hamas kali ini adalah yang terburuk dalam 75 tahun sejarah Israel.

Conricus mengatakan, banyak orang di komunitas Israel di sekitar Jalur Gaza pada awalnya mengungsi atas kemampuan dan inisiatif mereka sendiri.

"Sejak saat itu semua komunitas di sekitar Jalur Gaza telah dievakuasi sesuai dengan arahan pemerintah," katanya, dikutip dari AFP.

"Kami tidak ingin ada warga sipil di dekat zona tempu. Kami ingin melindungi warga sipil, yang pertama dan terutama adalah warga kami, dari dampak perang yang mengerikan," tambah dia.

Militer Israel juga telah mengevakuasi penduduk yang tinggal di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon, di tengah meningkatnya ketegangan dengan kelompok militan Hizbullah.

 

Sementara itu, di Gaza, jumlah pengungsi yang terakhir kali dilaporkan oleh PBB, yakni telah mencapai lebih dari 1 juta orang. 

Baca juga: Jumlah Korban Tewas Perang Hamas-Israel Tembus 4.150 Orang, Berharap Gencatan Senjata Segera

Para warga Palestina tersebut mengungsi setelah Israel meluncurkan serangan balasan lewat udara di Jalur Gaza dan kini tengah bersiap melakukan serangan darat besar-besaran dengan menyasar Hamas.

Kebanyakan dari mereka adalah penduduk Gaza utara yang diperintahkan oleh Pemerintah Israel untuk pergi ke selatan menjelang serangan darat.

Sayangnya, pada pengungsi di Gaza merana. Direktur regional WHO untuk Mediterania timur, Ahmed al-Mandhari, pada Senin mengatakan, bahwa Gaza hanya memiliki sisa air, listrik, dan bahan bakar selama 24 jam.

Dia pun memperingatkan, jika bantuan tidak diizinkan masuk ke wilayah yang terkepung, para dokter harus “menyiapkan sertifikat kematian untuk pasien mereka”.

Mandhari menyebut, Gaza sekarang sedang menuju “bencana nyata”.

Kementerian Kesehatan yang dikuasai Hamas di Gaza mengatakan, sekitar 2.750 orang tewas dan 9.700 orang terluka.

Pemadaman listrik mengancam sistem pendukung kehidupan, mulai dari pabrik desalinasi air laut hingga pendingin makanan dan inkubator rumah sakit. Bahkan aktivitas sehari-hari, mulai dari pergi ke toilet, mandi, dan mencuci pakaian, hampir mustahil dilakukan, kata penduduk setempat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com