Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capres Tewas Dibunuh, Pemilu Ekuador Kian Tak Menentu

Kompas.com - 12/08/2023, 09:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

QUITO, KOMPAS.com - Para pendukung calon presiden Ekuador yang terbunuh, Fernando Villavicencio, berkumpul di sebuah acara peringatan publik di Quito pada hari Jumat (10/8/2023), sedangkan keluarganya mengadakan misa di pemakaman di mana ia akan dimakamkan.

Villavicencio, mantan anggota parlemen dan jurnalis anti-korupsi yang gigih, ditembak mati ketika ia meninggalkan sebuah acara kampanye pada hari Rabu (8/8/2023) malam, kurang dari dua minggu sebelum pemilihan.

Di tengah gelombang kekerasan dan kejahatan yang meningkat di negara Amerika Selatan tersebut, pembunuhan ini telah membuat beberapa warga Ekuador mempertimbangkan apakah mereka akan memberikan suara mereka pada tanggal 20 Agustus.

Baca juga: 1 Tersangka Pembunuh Capres Ekuador Tewas dalam Baku Tembak dengan Polisi

Hal ini membuat pemilu yang tidak menentu menjadi kian tak menentu dan sulit untuk diprediksi.

Dilansir dari Reuters, Partai Villavicencio, Construye, mengadakan sebuah acara besar di pusat konvensi Quito, di mana calon wakil presidennya, Andrea Gonzalez, berbicara dengan mengenakan rompi anti-peluru.

Sementara itu, keluarga Villavicencio mengadakan misa untuk 100 orang di sebuah kapel di pemakaman Monte Olivo di bagian utara kota, dengan pengawalan ketat dari polisi bersenjata lengkap.

"Anak saya meninggalkan warisan perjuangan, transparansi, dan pengorbanan," kata ibu Villavicencio, Gloria Valencia, kepada para hadirin.

"Semua perjuangan ini dan semua yang telah ia lakukan, saya harap ini tidak akan menjadi barang dagangan yang digunakan oleh orang lain."

Peti mati dimasukkan ke dalam mobil jenazah dengan diiringi nyanyian "Fernando hidup selamanya!"

Enam tersangka, semuanya warga Kolombia yang menurut polisi termasuk dalam kelompok kriminal, didakwa melakukan pembunuhan dan ditahan selama 30 hari oleh hakim, kata kantor jaksa agung di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Baca juga: 6 Tersangka Pembunuh Capres Ekuador Ditangkap, Semua Warga Kolombia

Menurut dokumen dakwaan yang diunggah ke situs web sistem peradilan, keenam orang tersebut juga didakwa melakukan perdagangan gelap obat-obatan terlarang.

Dua orang sebelumnya telah didakwa, pada 5 Juli, dengan tuduhan menerima barang curian, menurut dokumen di situs web.

Semua pria tersebut memiliki catatan kriminal sebelumnya di Ekuador dan Kolombia, kata juru bicara kepolisian Ekuador.

Pencarian database catatan publik yang dijalankan oleh polisi Kolombia menunjukkan bahwa tiga orang dari mereka tidak memiliki catatan kriminal.

Sementara tiga orang lainnya terdaftar sebagai "saat ini tidak diperlukan oleh otoritas peradilan mana pun."

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Capres Ekuador Tewas Ditembak | Pemenang Lotre Rp 23,99 Triliun

Satu tersangka lain dalam kejahatan tersebut meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya dalam baku tembak dengan pihak berwenang pada hari Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Prancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Prancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Global
Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Global
Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Global
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Liga Arab Desak Gencatan Senjata Segera dan Permanen di Gaza

Liga Arab Desak Gencatan Senjata Segera dan Permanen di Gaza

Global
Abaikan Peringatan Internasional, Israel Bersumpah Intensifkan Serangan Darat di Rafah Gaza

Abaikan Peringatan Internasional, Israel Bersumpah Intensifkan Serangan Darat di Rafah Gaza

Global
Liga Arab Serukan Penempatan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Palestina

Liga Arab Serukan Penempatan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Palestina

Global
[POPULER GLOBAL] 'Israel Akan Incar Turkiye' | Kondisi PM Slovakia Usai Ditembak

[POPULER GLOBAL] "Israel Akan Incar Turkiye" | Kondisi PM Slovakia Usai Ditembak

Global
5 Tentara Israel Tewas Ditembak Tanknya Sendiri di Gaza Utara

5 Tentara Israel Tewas Ditembak Tanknya Sendiri di Gaza Utara

Global
AS Makin Agresif, Xi Jinping-Putin Perdalam Hubungan Militernya

AS Makin Agresif, Xi Jinping-Putin Perdalam Hubungan Militernya

Global
Ukraina Tuduh Rusia Menahan dan Bunuh Warga Sipil di Kharkiv

Ukraina Tuduh Rusia Menahan dan Bunuh Warga Sipil di Kharkiv

Global
Pesawat Jatuh di Tennessee, 3 Tewas, Puing-puing Berserakan

Pesawat Jatuh di Tennessee, 3 Tewas, Puing-puing Berserakan

Global
Hezbollah Luncurkan 60 Roket Lebih ke Israel

Hezbollah Luncurkan 60 Roket Lebih ke Israel

Global
China Pamerkan Robot Anjing Perang yang Dilengkapi Senapan Mesin

China Pamerkan Robot Anjing Perang yang Dilengkapi Senapan Mesin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com