Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Afrika Tekan Putin Akhiri Perang Ukraina

Kompas.com - 29/07/2023, 13:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,Reuters

ST PETERSBURG, KOMPAS.com - Para pemimpin Afrika mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri konflik di Ukraina dan memperbarui kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina yang sangat penting bagi benua tersebut.

Meski tidak secara langsung mengkritik Rusia, suara para pemimpin Afrika kali ini lebih kompak dan kuat.

”Perang ini harus diakhiri. Dan, perang hanya bisa berakhir berdasarkan keadilan dan alasan,” kata Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat pada hari kedua pertemuan puncak (KTT) Rusia-Afrika, Jumat (28/7/2023).

Baca juga: Putin: Rusia Akan Gantikan Ukraina untuk Ekspor Biji-bijian ke Afrika

Mereka mengingatkan keprihatinan terdalam Afrika atas konsekuensi perang Ukraina-Rusia, terutama meroketnya harga bahan pangan.

”Disrupsi energi dan suplai gandum harus berakhir secepatnya. Kesepakatan gandum harus diperpanjang demi kemaslahatan seluruh warga dunia, terutama rakyat Afrika,” ujar Mahamat, dikutip dari Reuters.

Presiden Republik Kongo Denis Sassou Nguesso mengatakan, inisiatif dari Afrika itu patut mendapatkan perhatian terdalam dan menyerukan perdaiman.

Sementara Presiden Afrika Selatan Cyrill Ramaphosa mengungkapkan kepada Putin, ”Kami merasa kami punya hak untuk menyerukan perdamaian. Konflik yang masih berlangsung berdampak negatif bagi kami”.

Pada Juni, kantor berita Reuters melaporkan, para pemimpin Afrika megusulkan sejumlah langkah untuk meredam konflik, di antaranya penarikan mundur pasukan Rusia, pemindahan senjata nuklir taktis Rusia dari Belarus, penangguhan perintah penangkapan oleh Mahkamah Kriminal Internasional terhadap Putin, serta pencabutan sanksi.

Putin ketika itu tampak biasa saja mendengar usulan para pemimpin Afrika tersebut.

Dalam pidato publik, Jumat, Putin kembali menuduh Barat mendukung "kudeta" di Kyiv pada 2014 serta mencoba menarik Ukraina ke dalam aliansi militer NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) dan melemahkan kenegaraan Rusia.

Baca juga: Terancam Ditangkap, Putin Tak Akan Hadiri KTT BRICS di Afrika Selatan

Dia mengatakan bahwa Kyiv-lah yang menolak untuk berunding di bawah dekrit yang disahkan tak lama setelah dirinya mengeklaim bahwa Mokswa telah mencaplok empat wilayah Ukraina pada September 2022.

"Bola sepenuhnya berada di tangan mereka," jelas Putin.

Dia mengatakan, Moskwa akan menganalisis dengan cermat usulan perdamaian yang disampaikan para pemimpin Afrika.

”Ini isu yang akut, dan kami bukannya tidak mempertimbangkan,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com